MODUL I
KEWIRAUSAHAAN
TUGAS I
Buat sebuah tulisan (Minimal 5 halaman) yang menjelaskan bagaimana
Implementasi Konsep Kewirausahaan bagi pendidik / PNS.
PNS dan Kewirausahaan
Pengertian dari
kewirausahaan menurut Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Jika membaca dari pengertian tersebut maka inti dari pendapat ini adalah ide
yang inovatif guna penciptaan usaha baru.
Peter F. Drucker
menyampaikan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang
wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru, berbeda dari yang lain, atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya. Sesuatu yang baru bisa diartikan benar-benar
baru (penemuan) ataupun kombinasi dari yang sudah ada sehingga menghasilkan
kebaruan. Hampir sama dengan pengertian sebelumnya dimana titik beratnya adalah
kemampuan menciptakan inovasi.Zimmerer berpendapat bahwa kewirausahaan sebagai
suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Sedangkan Kasmir (2007 :
18) berpendapat bahwa secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah
orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani
memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi
tidak pasti. Titik berat dari pengertian menurut kasmir adalah berani dan mampu
membuka usaha.
Dari pengertian yang disampaikan mengenai kewirausahaan dan wirausahawan terdapat beberapa hal yang sama yaitu inovasi dan pembuatan usaha baru. Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi ‘kombinasi baru’. Kombinasi baru dapat merujuk pada produk, jasa, proses kerja, pasar, kebijakan dan sistem baru atapaun lainnya. Dalam inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang saham, maupun masyarakat luas. Oleh karenanya sebagian besar definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan implementasi sesuatu yang baru (de Jong & den Hartog, 2003) sedangkan istilah ‘baru’ dijelaskan Adair (1996) bukan berarti original tetapi lebih ke newness (kebaruan). Arti kebaruan ini, diperjelas oleh pendapat Schumpeter (1934) bahwa inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Dengan inovasi maka seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran,sistem pengiriman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat (de Jong & Den Hartog, 2003). Pada akhirnya apabila sebuah inovasi dapat dilakukan maka peluang untuk membuat usaha baru juga terbuka luas.
Ciri dan Watak Wirausahawan:
Dari pengertian yang disampaikan mengenai kewirausahaan dan wirausahawan terdapat beberapa hal yang sama yaitu inovasi dan pembuatan usaha baru. Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi ‘kombinasi baru’. Kombinasi baru dapat merujuk pada produk, jasa, proses kerja, pasar, kebijakan dan sistem baru atapaun lainnya. Dalam inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang saham, maupun masyarakat luas. Oleh karenanya sebagian besar definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan implementasi sesuatu yang baru (de Jong & den Hartog, 2003) sedangkan istilah ‘baru’ dijelaskan Adair (1996) bukan berarti original tetapi lebih ke newness (kebaruan). Arti kebaruan ini, diperjelas oleh pendapat Schumpeter (1934) bahwa inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Dengan inovasi maka seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran,sistem pengiriman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat (de Jong & Den Hartog, 2003). Pada akhirnya apabila sebuah inovasi dapat dilakukan maka peluang untuk membuat usaha baru juga terbuka luas.
Ciri dan Watak Wirausahawan:
1.
Percaya diri Keyakinan,
ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme
2.
Berorientasi padatugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,ketekunan dan ketabahan, tekad
kerja keras,mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
3.
Pengambilan resiko Kemampuan untuk
mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
4.
Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin,
bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
5.
Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta
fleksibel
6.
Berorientasi ke masa Depan Pandangan ke
depan, perspektif
Pendapat lain mengenai ciri-ciri wirausahawan yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)
Pendapat lain mengenai ciri-ciri wirausahawan yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)
a. Memiliki
visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan
arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh
pengusaha tersebut
b. Inisiatif
dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya
menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang
sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi
pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik
daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha
yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
d. Berani
mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha
kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
e. Kerja
keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di
situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu
kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu
mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan
tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab
terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan
datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi
juga moral kepada berbagai pihak.
g. Komitmen
pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus
ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk
segera ditepati dana direalisasikan.
h.
Mengembangkan dan memelihara hubungan
baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang
dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain
kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Beberapa kesimpulan yang bisa ditarik dari pengertian tersebut adalah bahwa seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta mampu bertindak secara kreatif dan inovatif. Selain itu berdasarkan ciri dan watak wirausahawan, maka seorang wirausahawan haruslah percaya diri, bekerja keras untuk mendaptakan hasil yang maksimal, mempunyai jiwa pemimpin, mampu me menej usahanya, mempunyai ide yang diwujudkan dalam sebuah karya yang inovatif serta mempunyai visi dan misi yang jelas guna mencapai tujuan usahanya serta berkomitmen untuk memajukan usahanya. Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang berbeda nilainya (bentuk, warna, proses kerja, sistem, tujuan usaha dll) dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial (keuangan), psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi, mudahnya adalah memperoleh keuntungan usaha atau berorientasi kepada laba.
Beberapa kesimpulan yang bisa ditarik dari pengertian tersebut adalah bahwa seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta mampu bertindak secara kreatif dan inovatif. Selain itu berdasarkan ciri dan watak wirausahawan, maka seorang wirausahawan haruslah percaya diri, bekerja keras untuk mendaptakan hasil yang maksimal, mempunyai jiwa pemimpin, mampu me menej usahanya, mempunyai ide yang diwujudkan dalam sebuah karya yang inovatif serta mempunyai visi dan misi yang jelas guna mencapai tujuan usahanya serta berkomitmen untuk memajukan usahanya. Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang berbeda nilainya (bentuk, warna, proses kerja, sistem, tujuan usaha dll) dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial (keuangan), psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi, mudahnya adalah memperoleh keuntungan usaha atau berorientasi kepada laba.
i.
Membaca sekilas mengenai kewirausahaan sepertinya tidak ada hubungannya dengan PNS. Pegawai Negeri Sipil adalah perangkat aparatur negara yang mempunyai tugas utama sebagai public services atau abdi/pelayan masyarakat bukan berorientasi pada keuntungan/memperoleh laba (money oriented). Dalam pelaksanaan tugasnya berpedoman pada tugas pokok dan fungsi maupaun kewenangannya yang sudah jelas diatur dalam undang-undang maupun peraturan lainnya. Tugas pokok dan fungsi PNS tertuang dengan jelas pada peraturan mengenai SOTK. Sama halnya dengan tiap Program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh PNS sudah ada aturannya, diantaranya adalah Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Mengetahui hal tersebut, lantas apakah masih sebagai seorang PNS dapat bertindak dan berbuat sebagai seorang wirausahawan?. Pertanyaan ini sudah sering dilontarkan oleh banyak pihak, dan beragam jawabanpun sudah diungkapkan baik itu menjawab dapat maupun tidak dengan argumen yang menyertainya. Tentu saja yang dimaksud kewirausahaan di kalangan PNS bukanlah bekerja untuk mencari keuntungan (secara pribadi) namun lebih pada sikap dan tata kerjanya. Sikap dan tata kerja disini adalah bagaimana sebagai PNS mampu berinovasi dan meningkatkan kemampuan kerja dalam kewajibannya sebagai abdi/pelayan masyarakat dan kaitannya guna meningkatkan pendapatan daerah.
Inovasi yang berkaitan dengan metode kerja. Metode kerja berkaitan dengan tata cara dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Metode kerja sering dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, dengan salah satu indikasinya adalah ketersediaan hardware (peralatan) dan software (kemampuan personel). Dalam sebuah wawancara di TV swasta, seorang mentor pemasaran pernah mengatakan bahwa agar usaha dapat bertahan dan berkembang, hendaknya perusahaan selalu mengupdate teknologinya. Nah sebagai seorang PNS, seandainya akan bersikap seperti wirausahawan kita juga ini hendaknya senantiasa selalu dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi misalnya penggunaan komputer. Karena dengan teknologi ini memungkinkan bekerja lebih cepat, efesien dan efektif. Kaitannya dengan pendapatan daerah, maka aparat PNS yang berkecimpung di pendapatan daerah hendaknya selalu meng ‘update’ pengetahuannya tentang teknologi sehingga mampu memanfaatkan untuk menciptakan terobosan-terobosan baru dalam usahanya meningkatkan pendapatan daerah.
Inovasi cara berpikir. Cara berpikir mempengaruhi cara kerja dan hasil kerja. Selama ini selalu didengung-dengungkan bahwa PNS adalah abdi negara dan masyarakat. Seorang teman pernah berseloroh bahwa abdi sama dengan pelayan/pesuruh. Kalau hanya sebagai seorang pesuruh atau abdi maka tentu saja jangan diharapkan PNS dapat berinovasi dalam kerjanya. Pesuruh atau abdi hanya melakukan apa yang disuruh majikan (atasan), statis dan jarang sekali melakukan terobosan-terobosan baru. Cara berpikir yang seperti ini hendaknya bisa dirubah dan lebih ‘mempopulerkan’ bahwa PNS adalah pengayom mayarakat. Pengayom bisa diartikan bahwa PNS kadang sebagai pelayan masyarakat dan juga sebagai pemimpin masyarakat, tergantung situasi dan kondisi yang ada. Apabila kewirahusaan diterapkan dalam permasalahan ini maka tentu saja membuat PNS lebih baik cara berpikirnya dan bertindak bukan hanya sebagai pelayan/pesuruh namun juga sebagai pemimpin masyarakat sehingga dapat bekerja lebih kreatif dan optimis guna memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Inovasi berkomunikasi dan berpenampilan, yang mengandung makna nilai dari seseorang bisa dilihat dari perkataan (komunikasi) dan cara berpakaian (berpenampilan). Kaitannya dengan kewirausahaan, PNS hendaknya selalu memperbaiki cara komunikasi baik dengan atasan, bawahan, teman kerja dan terutama dengan masyarakat, maupun cara berpenampilan. Komunikasi disini bisa diartikan kumunikasi verbal dan nonverbal atapun langsung dan tidak langsung. Pemanfaatan website (retribusi online, pendaftaran perijinan secara online dll ) dan jaringan komputer yang memadahi, papan pengumuman yang dipasang di SKPD maupun di medaia massa (pers release) bisa dikembangkang guna menunjang kelancaran komunikasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah. Khusus untuk PNS yang bekerja secara langsung menangani pendapatan, seyogyanya mempunyai keunggulan dalam berkomunikasi maupun berpenampilan. PNS dalam kelompok ini bisa saja mendesain seragam yang berbeda supaya tampil lebih menarik dan profesional, sehingaa dalam menjalankan pekerjaannya bisa memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Sebenarnya banyak hal yang bisa diulas mengenai kewirausahaan dan PNS. Namun kita semua sadar, bahwa untuk merubah kebiasaan kerja di kalangan PNS tidaklah mudah, karena selama ini sudah terbiasa dengan pola kerja yang statis, sama tiap tahun dan jarang sekali ‘berani’ melakukan perubahan. Hal lain yang tidak kalah pentingya adalah bagaimana merubah mental untuk selalu terbuka terhadap perubahan, berani mencoba dan berani melakukan hal-hal baru, sesuai dengan salah satu ciri-ciri wirausahawan yaitu berani mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan. Penulis mempunyai keyakinan, jika semua PNS memiliki semangat kewirausahaan dari mulai pimpinan sampai dengan jajaran staff, maka pendapatan daerah bisa lebih di optimalkan.
Membaca sekilas mengenai kewirausahaan sepertinya tidak ada hubungannya dengan PNS. Pegawai Negeri Sipil adalah perangkat aparatur negara yang mempunyai tugas utama sebagai public services atau abdi/pelayan masyarakat bukan berorientasi pada keuntungan/memperoleh laba (money oriented). Dalam pelaksanaan tugasnya berpedoman pada tugas pokok dan fungsi maupaun kewenangannya yang sudah jelas diatur dalam undang-undang maupun peraturan lainnya. Tugas pokok dan fungsi PNS tertuang dengan jelas pada peraturan mengenai SOTK. Sama halnya dengan tiap Program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh PNS sudah ada aturannya, diantaranya adalah Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Mengetahui hal tersebut, lantas apakah masih sebagai seorang PNS dapat bertindak dan berbuat sebagai seorang wirausahawan?. Pertanyaan ini sudah sering dilontarkan oleh banyak pihak, dan beragam jawabanpun sudah diungkapkan baik itu menjawab dapat maupun tidak dengan argumen yang menyertainya. Tentu saja yang dimaksud kewirausahaan di kalangan PNS bukanlah bekerja untuk mencari keuntungan (secara pribadi) namun lebih pada sikap dan tata kerjanya. Sikap dan tata kerja disini adalah bagaimana sebagai PNS mampu berinovasi dan meningkatkan kemampuan kerja dalam kewajibannya sebagai abdi/pelayan masyarakat dan kaitannya guna meningkatkan pendapatan daerah.
Inovasi yang berkaitan dengan metode kerja. Metode kerja berkaitan dengan tata cara dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Metode kerja sering dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, dengan salah satu indikasinya adalah ketersediaan hardware (peralatan) dan software (kemampuan personel). Dalam sebuah wawancara di TV swasta, seorang mentor pemasaran pernah mengatakan bahwa agar usaha dapat bertahan dan berkembang, hendaknya perusahaan selalu mengupdate teknologinya. Nah sebagai seorang PNS, seandainya akan bersikap seperti wirausahawan kita juga ini hendaknya senantiasa selalu dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi misalnya penggunaan komputer. Karena dengan teknologi ini memungkinkan bekerja lebih cepat, efesien dan efektif. Kaitannya dengan pendapatan daerah, maka aparat PNS yang berkecimpung di pendapatan daerah hendaknya selalu meng ‘update’ pengetahuannya tentang teknologi sehingga mampu memanfaatkan untuk menciptakan terobosan-terobosan baru dalam usahanya meningkatkan pendapatan daerah.
Inovasi cara berpikir. Cara berpikir mempengaruhi cara kerja dan hasil kerja. Selama ini selalu didengung-dengungkan bahwa PNS adalah abdi negara dan masyarakat. Seorang teman pernah berseloroh bahwa abdi sama dengan pelayan/pesuruh. Kalau hanya sebagai seorang pesuruh atau abdi maka tentu saja jangan diharapkan PNS dapat berinovasi dalam kerjanya. Pesuruh atau abdi hanya melakukan apa yang disuruh majikan (atasan), statis dan jarang sekali melakukan terobosan-terobosan baru. Cara berpikir yang seperti ini hendaknya bisa dirubah dan lebih ‘mempopulerkan’ bahwa PNS adalah pengayom mayarakat. Pengayom bisa diartikan bahwa PNS kadang sebagai pelayan masyarakat dan juga sebagai pemimpin masyarakat, tergantung situasi dan kondisi yang ada. Apabila kewirahusaan diterapkan dalam permasalahan ini maka tentu saja membuat PNS lebih baik cara berpikirnya dan bertindak bukan hanya sebagai pelayan/pesuruh namun juga sebagai pemimpin masyarakat sehingga dapat bekerja lebih kreatif dan optimis guna memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Inovasi berkomunikasi dan berpenampilan, yang mengandung makna nilai dari seseorang bisa dilihat dari perkataan (komunikasi) dan cara berpakaian (berpenampilan). Kaitannya dengan kewirausahaan, PNS hendaknya selalu memperbaiki cara komunikasi baik dengan atasan, bawahan, teman kerja dan terutama dengan masyarakat, maupun cara berpenampilan. Komunikasi disini bisa diartikan kumunikasi verbal dan nonverbal atapun langsung dan tidak langsung. Pemanfaatan website (retribusi online, pendaftaran perijinan secara online dll ) dan jaringan komputer yang memadahi, papan pengumuman yang dipasang di SKPD maupun di medaia massa (pers release) bisa dikembangkang guna menunjang kelancaran komunikasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah. Khusus untuk PNS yang bekerja secara langsung menangani pendapatan, seyogyanya mempunyai keunggulan dalam berkomunikasi maupun berpenampilan. PNS dalam kelompok ini bisa saja mendesain seragam yang berbeda supaya tampil lebih menarik dan profesional, sehingaa dalam menjalankan pekerjaannya bisa memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Sebenarnya banyak hal yang bisa diulas mengenai kewirausahaan dan PNS. Namun kita semua sadar, bahwa untuk merubah kebiasaan kerja di kalangan PNS tidaklah mudah, karena selama ini sudah terbiasa dengan pola kerja yang statis, sama tiap tahun dan jarang sekali ‘berani’ melakukan perubahan. Hal lain yang tidak kalah pentingya adalah bagaimana merubah mental untuk selalu terbuka terhadap perubahan, berani mencoba dan berani melakukan hal-hal baru, sesuai dengan salah satu ciri-ciri wirausahawan yaitu berani mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan. Penulis mempunyai keyakinan, jika semua PNS memiliki semangat kewirausahaan dari mulai pimpinan sampai dengan jajaran staff, maka pendapatan daerah bisa lebih di optimalkan.
MODUL 2
MEMBANGUN
IMPIAN DAN MENGEMBANGKAN
KEPRIBADIAN WIRAUSAHA
TUGAS
II
Buatlah “Dream Book”
Visualisasikan impian anda
Beri perkiraan waktu untuk mencapainya
Kumpulkan minggu depan
Penilaian dilakukan terhadap : keseriusan , kreatifitas , dan
kerapihan terhadap: keseriusan, kreatifitas,
DREAM
BOOK : MENJADI SEORANG PENGUSAHA BUTIK MUSLIMAH
Setiap manusia memiliki mimpi besar
dalam berbagai bidang. Dalam karier, kehidupan, rumah tangga, serta dari
berbagai aspek kehidupan lainnya. Berhubung tugas yang diberikan adalah
bersinggungan tentang mimpi besar dalam bidang kewirausahaan. Berikut adalah”
Dream Book” yang secara sederhana dapat mengambarkan mimpi besar kami :
Setiap orang pada dasarnya bisa
menjadi pengusaha yang sukses. Karena sukses adalah hak setiap orang. Namun
banyak yang terlalu banyak berfikir, sehingga malah tidak segera action. Ada
juga yang setelah action banyak yang gagal. Tapi jangan salah lebih banyak lagi
yang sukses. Jika kita mau sedikit menganalisa, sebenarnya sukses dan gagal itu
memiliki pola yang dapat kita pelajari untuk kemudian kita ikuti atau hindari.
Intinya setiap sukses atau gagal pasti ada jejaknya.
Tangga mimpi menjadi pengusaha bisa
diartikan sebuah proses yang harus dilewati, harus dijalani, tidak bisa
dipotong. Alias ini adalah jalur alamiah seorang pengusaha yang benar-benar
teruji. Banyak orang yang ingin mengambil cara-cara instan, baru buka usaha mau
cepat kaya. Baru buka usaha maunya usahanya sudah bisa ditinggal jalan-jalan
tetapi duit tetap masuk, padahal sistem belum terbentuk dan apalagi teruji.
Yang instan begini biasanya malah gak kaya-kaya. Proses inilah yang harus
dijalani, tidak bisa dilewati atau di by pass. Tapi nikmatilah proses yang ada,
untuk membentuk karakter pengusaha yang tangguh.
Rugi atau untung itu akumulasi
dalam perjalanan kita menjalankan usaha. Jangan belum apa-apa sudah ngaku rugi,
atau belum apa-apa sudah mau untung besar. Bak olahraga yang memerlukan latihan
setiap harinya. Bisnis juga sama, memerlukan latihan, fokus, konsisten dan
komitmen supaya cepat mahir dan terlatih. Seorang atlit professional berlatih
terus menerus tanpa mengenal lelah, hingga mampu menjadi yang terbaik di
bidangnya. Para pengusaha sukses juga melakukan hal yang sama, berlatih terus
dan gak pernah berhenti. Bedanya pengusaha berlatih dengan latihan ikhlas,
latihan mental, latihan strategi, berlatih rugi, berlatih ditipu orang bahkan
sampai bangkrut. Tapi mereka yang sukses adalah yang mampu bangkit lagi tanpa
kehilangan minat akan bisnisnya
Dahulu ketika masih remaja, saya
bercita - cita ingin membuka sebuah butik muslimah yang secara khusus
diperuntukkan kepada wanita – wanita muslim yang berhijab. Selain itu dalam
butik tersebut busana yang dijual adalah hasil rancangan saya sendiri. Hal ini
dikarenakan kecintaan saya pada dunia busana muslimah. Berhubung karena saya
seorang wanita yang memang memakai hijab, jadi bukan hal sulid untuk
bermijinasi membuat model – model baru untuk wanita – wanita berhijab lainnya.
Sekarang ketika saat ini saya
menjadi ibu rumah tangga sekaligus merangkap menjadi seorang pendidik, bukan
hal mustahil untuk memuwujudkan cita-cita saya selanjutnya. Saya berfikir
ketersediaan waktu yang saya miliki dapat saya optimalkan untuk membuat
cita-cita saya terwujud. Saya seorang guru SD yang secara terjadwal hanya
mengajar 3kali dalam seminggu dengan durasi waktu dari jam 7 pagi sampai jam 10
pagi dimana saya hanya bertindak sebagai wali kelas untuk anak kelas 1 SD.
Saya asumsikan waktu bebas saya jam
1siang sampai jam 5 sore diluar pekerjaan saya sebagai ibu rumah tangga. Dengan
waktu seperti ini saya akan mencoba mendisiplinkan diri agar target-target
kedepannya dapat berjalan. Saya memilih waktu untuk pembukaan butik adalah pada
bula juli, karena pada saat itu sekolah libur semester, jadi memungkinkan untuk
lebih focus dalam pengarapan selanjutnya. Berbiacara tentang modal, karena saya
seorang PNS maka sumber modal yang terfikirkan adalah dari bank dengan cara
pinjaman yang akan dibayar setiap bulannya dengan jaminan slip gaji PNS saya. Dengan dana pinjaman sekitar 20 juta rupiah
saya mencoba untuk mewujudkan mimpi besar saya.
Perkiraan waktu yang saya butuhkan
untuk mewujudkan mimpi saya adalah sekitar 1 tahun, waktu ini saya butuhkan
untuk pencarian dana, pencarian rekan bisnis, pembuatan sketsa desain busana,
pembuatan busana (proses penjahitan), penentuan tempat strategis untuk butik,
pembukaan butuik, hingga proses promosi kepada khalayak.
Demikan mimpi-mimpi saya, bila tak
ada halangan berarti saya akan memujudkan mimpi tersebut.
MODUL 3
PENGEMBANGAN
MOTIVASI BERWIRAUSAHA DAN CARA MENGENALI PELUANG USAHA
TUGAS III
1.
Tuliskan pengalaman pribadi anda, terkait
dengan hal-hal yang membuat anda termotivasi untuk melakukan aktivitas sebagai tenaga
pendidik.
2.
Tuliskan hal-hal apa saja yang memberikan
kesan mendalam selama anda menjalani profesi sebagai pendidik dan kaitkan dengan
konsep / semangat kewirausahaan.
Jawaban:
1. Tenaga
pendidik atau guru adalah pekerjaan mulia. Bahkan telah hadir sebuah lagu yang
dalam liriknya sangat memuji pekerjaan yang satu ini sebagai pahlawan tanpa
tanda jasa. Dalam perkembangan bangsa pun peran guru sangat penting yakni
sebagai pendidik generasi – generasi muda
pemimpin bangsa kedepannya. Berbicara tentang pengalaman pribadi yang
memotivasi kami menjadi guru adalah ketika waktu sekolah menengah pertama, saya
memiliki seorang guru agama yang sangat baik. Beliau tidak hanya seorang guru
tetapi juga seorang pendidik sejati.
Beliau tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga mengajarkan moral dan
prilaku yang luhur. Beliau mencontohkannya secara langsung kepada kami,
sehingga ini membuat saya pribadi ingin seperti beliau menjadi seorang guru
sekaligus pendidik yang baik.
2. Kesan
yang paling kena adalah ketika ada seorang murid kami yang berjual kue kering di
sekolah. Ketika kami bertanya pada anak tersebut tentang alasannya berjualan
kue tersebut, anak tersebut mengatakan bahwa untuk menutupi biaya buku dan uang
jajan anak tersebut. kami cukup takjub dengan kemandirian anak tersebut, karena
di usia yang sangat belia dia sudah mampu bersikap dewasa dengan menempuh cara
tersebut.
MODUL 4
KARAKTERISTIK WIRAUSAHA
TUGAS IV
1.
Tuliskan hal-hal positif dari kepribadian anda
!
2.
Tuliskan pula hal-hal negatif dari kepribadian
anda !
3.
Kaitkan karakter kepribadian anda dengan Karakteristik
wirausaha !
MODUL V
MENEMUKAN
DAN MENGEMBANGKAN IDE BERWIRAUSAHA
TUGAS V
1.
Temukan dan tuliskan ide anda untuk
mengembangkan suatu usaha produk ( barang atau jasa ) dalam bidang pertanian.
Jawaban :
Ide yang paling cocok
untuk mengembangkan usaha pertanian pada zaman sekarang dimana lahan pertanian
telah berkurang adalah dengan cara hidroponik.
Hidroponik juga dikenal
sebagai soilless culture atau budidaya tanaman
tanpa tanah.
Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman
yang memanfaatkan air
dan tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanam atau soilless. Teknik hidroponik banyak dilakukan
dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemilihan
jenis tanaman
yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Jenis
tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata di antaranya yaitu:
- Paprika
- Tomat
- Timun Jepang
- Melon
- Terong Jepang
- Selada
Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian
bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak
masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa
keuntungannya. Untuk itu dalam tulisan ini akan dipaparkan secara ringkas dan
praktis bertanam dengan cara hidroponik. Dalam kajian bahasa, hidroponik
berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi,
hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan
menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian
sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa
munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya
perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap
dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam
konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan
pelarut nutrisi,
untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik
bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Dengan system penanaman seperti ini akan lebih
memudahkan proses panen dan penanaman serta meningkatkan kualitas dan kuantitas
pertanian.
MODUL
VII
6.1.
KREATIVITAS DAN RENCANA USAHA MODUL
6.2.
PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
1. TUGAS AKHIR
BUAT PROPOSAL USAHA
Jawaban :
Proposal Kegiatan Usaha Makanan Martabak Manis
I. LATAR
BELAKANG
Dalam suatu pemasaran banyak sekali
bentuk dan macam-macam aneka ragam makanan dari yang kecil hingga yang besar
dan dari yang murah hingga sampai yang mahal.
Dalam kebutuhan sehari-hari banyak
sekali aktivitas yang dijalani oleh setiap orang. Dengan aktivitas yang semakin
padat, membuat banyak orang membutuhkan asupan makanan tambahan yang bermanfaat
untuk kesehatan tubuh. Makanan-makanan yang tersedia dipasaran saat ini memang
sudah beragam, tetapi umumnya makanan tersebut bukanlah makanan khas Indonesia,
serta harga yang ditawarkan juga kebanyakan terlalu mahal.
Salah
satu makanan tradisional yang cukup sederhana, tetapi sangat cocok menjadi
makanan konsumsi untuk malam hari, dan sekaligus merupakan makanan yang juga
cukup istimewa adalah "Martabak Manis".
Dengan
pembuatan Martabak Manis yang dilakukan dengan cara yang sangat sederhana,
tetapi lebih higienis, serta akan dijual dengan harga yang sangat terjangkau,
maka tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat untuk membelinya.
Keberadaan
Martabak Manis sebagai salah satu makanan dengan rasa yang enak, nikmat, dan
juga lezat memang telah dikenal dari masa kemasa, sehingga usaha ini memang
layak dikembangkan menjadi salah satu usaha kuliner alternatif di Indonesia.
Dengan
hal tersebut, maka saya ingin membuat usaha makanan, yaitu usaha makanan
"Martabak Manis" untuk dikembangkan menjadi usaha besar agar
masyarakat tidak akan pernah lupa dengan masakan khas Indonesia tersebut.
II. TUJUAN
Tujuan
saya memilih jenis usaha ini yaitu:
1. Mencari keuntungan/laba
2. Menarik minat konsumen untuk
merasakan masakan yang sudah cukup terkenal
3. Mencapai target penjualan
III. SEGMENTASI
PRODUK
1. Menganalisapotensi
pasar
Dalam menjalankan usaha
ini harus mengetahui potensi pasar yang dijalani agar usaha yang dijanali
tersebut dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat (konsumen)
2. Menentukan
objek pasar
Dalam menjalankan usaha
ini harus menentukan objek pasar dengan strategi yang mudah dijangkau
masyarakat (konsumen)
3. Menetapkan
target/sasaran pasar
Dalam menjalankan usaha
harus menetapkan target/sasaran pasar usaha dengan cara melihat perbedaanya
agar lebih mudah dijangkau oleh pembeli dalam membelinya.
IV. KEUNGGULAN
PRODUK
Keunggulan
dari produk ini yaitu:
a. Memiliki
berbagai macam-macam bentuk
b. Memiliki
berbagai macam-macam rasa
c. Bahan
produk yang higienis
V. ANALISA
SWOT
Setiap kegiatan untuk
memulai usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengukur
kemampuan saya terhadap lingkungan atau pesaing, yaitu melalui analisis SWOT:
1. Strenght(Kekuatan)
Kekuatan dari produk
ini adalah:
Menjual produk untuk semua kalangan masyarakat1 (satu) produk terdiri dari beberapa macam bentuk dan rasa Bahan produk yang terjamin dan higienis
Menjual produk untuk semua kalangan masyarakat1 (satu) produk terdiri dari beberapa macam bentuk dan rasa Bahan produk yang terjamin dan higienis
2. Weakness
(Kelemahan)
Kelemahan dari produk ini adalah:
Kelemahan dari produk ini adalah:
a. Tidak
tahan lama
b. Produknya
mudah ditiru
3. Opportunity
(Peluang)
a. Tempat
Strategis
b. Fasilitas
yang cukup memadai
4. Threath
(Ancaman)
Adanya pesaing yang
menjual produk dengan harga yang lebih murah ANALISA
SWOT
VI.
ANALISA P4
1. Product (Produk)
Produk yang dijual adalah "Martabak Manis" yang merupakan makanan selingan sehari-hari
2. Price (Harga)
Harga perporsi Rp 12.000 karena harga ini sangat terjangkau dan relatif murah
3. Promotion (Promosi)
Dalam melakukan promosi produk ini dengan menyebarkan brosur kepada masyarakat dan dilakukan masa promosi pada setiap pembelian 1 paket dengan isi 5 porsi akan memberikan diskon 10% dari harga tersebut.
5. Place (Tempat)
Tempat yang dipilih yaitu di Jalan Jamin Ginting, Tepatnya didepan Kampus STIMIK NEUMAN, karena letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau masyarakat (konsumen)
Produk yang dijual adalah "Martabak Manis" yang merupakan makanan selingan sehari-hari
2. Price (Harga)
Harga perporsi Rp 12.000 karena harga ini sangat terjangkau dan relatif murah
3. Promotion (Promosi)
Dalam melakukan promosi produk ini dengan menyebarkan brosur kepada masyarakat dan dilakukan masa promosi pada setiap pembelian 1 paket dengan isi 5 porsi akan memberikan diskon 10% dari harga tersebut.
5. Place (Tempat)
Tempat yang dipilih yaitu di Jalan Jamin Ginting, Tepatnya didepan Kampus STIMIK NEUMAN, karena letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau masyarakat (konsumen)
VII.
ASPEK KEUANGAN
1. Apsek Modal
- Bahan Baku
1. Terigu 2 kg Rp 14.000
2. Telur 1 kg Rp 12.000
3. Gula Pasir 1 Kg Rp 10.000
4. Air Rp -
5. Garam Rp 2.000
6. Soda kue Rp 3.000
7. Blue Band Rp 5.000
8. Pewarna kuning Rp 3.000
9. Fermipan Rp 3.000
----------
53.000
- Bahan Taburan
1. Kacang tanah 1/2 kg Rp 5.000
2. Meises Rp 5.000
3. Keju Rp 11.000
4. Susu kental manis Rp 7.000
5. Wijen Rp 5.000
-----------
33.000
- Modal
Bahan baku + Bahan taburan + Bahan baku tambahan + Ongkos angkut Rp 53.000 + Rp 33.000 + Rp 25.000 + Rp 500 = Rp 111.500
2. Perhitungan Keuntungan
Harga Jual: Rp 12.000 x 40 porsi = Rp 480.000
Harga Pokok Produk perunit:
Harga beli bahan baku RP 2.150
Harga beli bahan tambahan RP 625
Ongkos angkut Rp 500
---------
Rp 3.275
Jumlah Hpp: Rp 3.275 x 40 porsi = Rp 131.000
Laba kotor = Rp 349.000
Biaya penjualan:
Biaya pembuatan brosur Rp 30.000
Biaya transportasi RP 30.000
Biaya sewa tempat Rp 25.000
Biaya listrik dan air Rp 10.000
Biaya komunikasi Rp 20.000
Biaya lainnya Rp 10.000
---------
Rp 125.000
Laba bersih Rp 224.000
Perhitungan margin keuntungan
Rp 224.000
---------- x 100% = 46,66%
Rp 480.000
- Bahan Baku
1. Terigu 2 kg Rp 14.000
2. Telur 1 kg Rp 12.000
3. Gula Pasir 1 Kg Rp 10.000
4. Air Rp -
5. Garam Rp 2.000
6. Soda kue Rp 3.000
7. Blue Band Rp 5.000
8. Pewarna kuning Rp 3.000
9. Fermipan Rp 3.000
----------
53.000
- Bahan Taburan
1. Kacang tanah 1/2 kg Rp 5.000
2. Meises Rp 5.000
3. Keju Rp 11.000
4. Susu kental manis Rp 7.000
5. Wijen Rp 5.000
-----------
33.000
- Modal
Bahan baku + Bahan taburan + Bahan baku tambahan + Ongkos angkut Rp 53.000 + Rp 33.000 + Rp 25.000 + Rp 500 = Rp 111.500
2. Perhitungan Keuntungan
Harga Jual: Rp 12.000 x 40 porsi = Rp 480.000
Harga Pokok Produk perunit:
Harga beli bahan baku RP 2.150
Harga beli bahan tambahan RP 625
Ongkos angkut Rp 500
---------
Rp 3.275
Jumlah Hpp: Rp 3.275 x 40 porsi = Rp 131.000
Laba kotor = Rp 349.000
Biaya penjualan:
Biaya pembuatan brosur Rp 30.000
Biaya transportasi RP 30.000
Biaya sewa tempat Rp 25.000
Biaya listrik dan air Rp 10.000
Biaya komunikasi Rp 20.000
Biaya lainnya Rp 10.000
---------
Rp 125.000
Laba bersih Rp 224.000
Perhitungan margin keuntungan
Rp 224.000
---------- x 100% = 46,66%
Rp 480.000
VIII. PENUTUP
Harapan saya untuk
produk "Martabak Manis" Adalah supaya produk ini bisa lebih
berkembang dan maju. Disamping itu, saya mengharapkan supaya produk makanan ini
tidak berkurang, karena produk ini sangat bagus dan berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar