Manajemen Kelas
Dosen : Drs. Hj. Rawiyah tompo, M.Pd.
LATIHAN III
Setelah mempelajari bahan
tersebut di atas, kerjakanlah tugas-tugas di bawah ini.
Berikut ini disajikan 10 suasana yang menyangkut pendekatan tertentu dalam
pengelolaan kelas. Pendekatan
yang diterapkan di dalam masing-masing suasana adalah pendekatan yang kurang efektif. Tugas anda ialah
mengenali dan menetapkan jenis pendekatan mana yang diterapkan dalam masing-masing
suasana itu. Pilih salah satu:
1.
Penghukuman
atau pengancaman
2.
Penguasaan
atau penekanan
3.
Pengalihan
atau pemasabodohan
2.1. Ibu
Kardiman masuk ke dalam kelas dan ketika itu melihat Bustaman menyepak Maryus.
lbu Kardiman dengan keras berkata: "Bustaman, Ibu sudah melihatnya. Kamu tahu
perbuatan seperti itu tidak diperbolehkan di sini. Kamu tertangkap basah. Selama dua minggu kamu
tidak boleh ke luar istirahat. Ibu akan mencarikan pekerjaan agar kamu
tetap sibuk ketika kawan-kawanmu
beristirahat di luar kelas".
Jenis pendekatan: Pengalihan
2.2. Semenjak kegagalannya dalam
ulangan pelajaran Matematik, Nina menjadi perengut dan penantang. la menolak untuk
mengerjakan setiap tugas, dan selalu mencari kesempatan untuk menentang perintah
gurunya, Ibu Wati. Setelah melakukan
berbagai usaha untuk merubah sikap Nina yang tidak baik
ini, Ibu Wati berkata kepada Nina: "Nina tingkah lakumu selama dua minggu ini buruk sekali. Jika tingkah laku itu tidak kamu perbaiki dalam beberapa hari yang akan datang, saya akan memanggil orang tuamu dan akan menceritakan tingkah lakumu itu. Saya yakin bahwa mereka pun menginginkan agar kamu bertingkah laku
yang baik di sekolah.
Jenis pendekatan: Pengancaman.
2.3. Pak Bakar
telah mengatur kelasnya menjadi enam kelompok yang tiap kelompok
beranggotakan 5 orang. Pak Bakar juga telah membuat rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh setiap kelompok. Pak Bakar senang sekali melihat
bahwa lima kelompok dalam kelasnya bekerja dengan baik sekali, tapi kurang
puas karena adanya satu kelompok yang tidak bekerja dengan baik. Siswa
anggota kelompok yang satu ini tidak dapat melakukan kerja sama yang
baik satu sama lain. Pak Bakar berpendapat bahwa hal ini adalah masalah yang
harus mereka selesaikan sendiri. Dengan memberikan waktu yang cukup,
pak Bakar berpendapat, mereka akan belajar cara bekerja sama.
Jenis pendekatan: Pemasabodohan.
2.4. Karena adanya suatu tugas yang
mengharuskan Ibu Hani meninggalkan kelas untuk beberapa merit, ketika ia kembali
mendapatkan siswa-siswanya ribut-ribut dan tidak bekerja dengan tenang
seperti yang telah diperintahkannya sebelumnya. Ibu Hani berkata:
"Saya sangat tidak suka melihat tingkah laku kalian.
Sebagai siswa SMA kelas satu tidak pantas kalian bertingkah laku seperti ini.
seperti tingkah laku anak umur dua tahun saja. Mulai dari sekarang, jika saya
sedang meninggalkan kelas ini saya akan menunjuk salah seorang dari kamu
untuk mencatat siapa-siapa yang menjadi tukang ribut. Tunggu saja akibatnya"
Jenis pendekatan: Mengancam.
2.5. Suasana
tampaknva kurang bergairah dan gelisah tanpa sebab-sebab yang diketahui oleh Pak
Barta. Tak seorangpun tampaknya ingin berperan serta dalam diskusi yang
dilaksanakan. Tidak seorangpun tangan, maupun mempunyai
kemauan untuk menjawab pertanyaan ataupun memberikan komentar.
Peendeknya Pak Berta betul-betul kehilangan akal. Dia mengajukan sebuah pertanyaan lagi dan ditujukan kepada Budi. Budi
menggelengkan kepalanya sambil berkata: –Saya tidak tahu" Pak Berta
berteriak “Saya sungguh jengkel melihat sikapmu dan sikap seluruh kelas ini.
Selagi kamu tidak dapat menjawab pertanyaan
itu. maka perhatikan pertanyaan itu dan tulis jawabannya sebanyak lima ratus kali
sampai selesai besok pagi. Siapa saja menjadikan saya jengkel akan mendapat
hukuman yang sama"
Jenis pendekatan: Hukuman.
2.6. Berhubung karena
bahan-bahan untuk mata pelajaran Kesenian terbatas, maka ibu Arni perlu membagi-bagi sedemikian rupa
peralatan yang ada. Dua orang siswa yaitu Ari dan Yunita bertengkar tentang sebuah pinsil gambar, dia berkata kepada Yunita: "Itu pinsilku dan
kamu harus meletakkannya kembali". Ibu Arni memandang dengan tajam kepada Ari
dan berkata: "Ari, cara menegur Yunita seperti itu adalah tidak baik. Minta maaflah
kepada Yunita".
Jenis pendekatan: Penguasaan
2.7. Kelas Geografi
SMP Kelas I yang dibimbing Pak Sanusi tidak suka dengan kegiatan kerja kelompok kecil. Sebenarnya beberapa
orang siswa telah mengetahui bagaimana bekerja dalam suatu kelompok kecil. Setelah berkali-kali Pak Sanusi mencoba mendorong
timbulnya kerjasama dan kegiatan yang produktif, dia berkata: "Anak-anak semua, sekarang
jelaslah bagi saya bahwa kalian tidak berhasil sama sekali dalam belajar melakukan
kegiatan kelompok seperti ini. Oleh karena itu, lebih baik kamu bekerja sendiri-sendiri dan
menyelesaikan proyekmu sendiri. Dengan demikian akan
jelas nanti, siapa yang benar-benar
berhasil."
Jenis pendekatan: Pemasabodohan
2.8. Secara
keseluruhan siswa yang diasuh oleh Ibu Yohana bertingkah laku baik. Dari waktu kewaktu memang ada saja
terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan kenakalan-kenakalan, tapi tak ada
serius kecuali seorang, yaitu Haris. Haris dijuluki oleh kawan-kawannya sebagai
“pengganggu berwajah dingin”.
Ibu Yohana sudah sampai pada batas kesabarannya. Setelah Haris berbuat keonaran untuk kesekian kalinya hari itu,
Ibu Yohana berkata “Haris, kelas ini akan menjadi sebuah kelas yang amat
baik jika kamu mencoba untuk bertingkah laku
yang baik. semua kawanmu bertingkah laku amat baik, tetapi kamu sebaliknya, amat buruk. Jika semua siswa kelas ini,
termasuk kamu Haris, dapat bertingkah laku menyenangkan minggu ini, pada hari Sabtu
sore kita akan mengadakan pesta taman untuk merayakan keberhasilan kita ini.
Saya akan menyediakan makanan dan minuman. Kita akan bergembira ria dalam pesta itu".
Jenis pendekatan: Pengalihan
2.9. Kegagalan yang berkali-kali
dialami Sarah menyebabkan dia menjadi seorang amat penyendiri. Kebanyakan waktunya dipergunakannya untuk
berkhayal. la memang tidak mau melakukan kegiatan, kecuali kalau memang sangat perlu. Ibu Mimi
percaya, bahwa cara yang terbaik menghadapi anak ini ialah dengan jalan
membiarkan dia sendiri. Dia berhak
melakukan apa yang diinginkannya,
selagi hal itu tidak mengganggu orang lain.
Jenis pendekatan: Pemasabodohan.
2.10. Andi adalah pelawak kelas. Dia selalu siap dengan lawakan yang akan
dipersembahkannya
kepada teman-teman sekelasnya. Tingkah lakunya tidaklah jahat, tetapi tindakannya mengganggu kelas
maupun gurunya. Pak Bonang bermaksud melawan api dengan api, dalam arti membalas tindakan Andi yang mengganggu itu dengan
tindakan yang menyakitkan pula. Sambil memegang wig di tangan kanan dan kotak alat-alat
kecantikan di tangan kiri dia berkata: "Andi, selama engkau membadut, kamu akan nampak lebih bagus jika betul-betul
seperti badut. Ke sinilah, mengapa kamu tidak melukis wajahmu dan memakai wig yang sengaja
kubawakan untuk mu?".
Jenis pendekatan: Penekanan.
LATIHAN IV
(Disadur dari J.M. Cooper, 1977).
2. Setelah mempelajari bahan di
atas kerjakanlah tugas-tugas berikut:
Latihan
berikut ini memberi kesempatan kepada anda untuk mengukur pemahaman anda terhadap bahan yang
disajikan di atas. Berikanlah tanda cek pada tempat yang tersedia di depan setiap kalimat di bawah ini yang
merupakan pernyataan yang sesuai
dengan pendekatan pengubahan
tingkah laku dalam pengelolaan kelas.
√ 1. Guru hendaklah menggunakan penguatan positif untuk mendorong
diteruskannya tingkah laku siswa yang baik.
√ 2. Guru hendaklah menyadari bahwa kalau suatu tingkah laku
tidak diberi
penguatan maka
tingkah laku itu akan melemah.
√ 3. Guru hendaklah menghindari penghukuman terhadap tingkah
laku yang
baik.
- 4. Guru hendaklah mengerti bahwa penghukuman dan penguatan negatif
adalah sinonim.
√ 5. Dalam tahap-tahap awal penguasaan suatu tingkah laku yang
diinginkan, guru hendaknya
menguatkan tingkah laku itu segera setelah
dimunculkan.
√ 6. Guru hendaknya tahu bahwa penjadwalan
rasio dalam penguatan ialah
pemberian penguatan terhadap tingkah laku siswa
setiap setelah
siswa sekian kali
menampilkannya.
-7.
Guru hendaklah mengabaikan tingkah laku siswa yang baik dan
segera menghukum tingkah laku siswa yang tidak baik.
√ 8. Guru hendaklah mengenal bahwa penghilangan ialah menahan
pemberian ganjaran yang sebelumnya selalu
diberikan setelah
ditampilkannya
suatu perbuatan.
-9. Guru. hendaklah mengerti bahwa
penggunaan penguatan negatif cenderung
meningkatkan frekwensi tingkah laku yang berakibat ditiadakannya
perangsang tidak menyenangkan.
√ 10. Guru hendaklah
menyadari bahwa apa yang dimaksudkan oleh guru
sebagai ganjaran mungkin tidak, dianggap sebagai
ganjaran oleh siswa.
√ 11. Guru hendaklah
menghindari memberikan penguatan kepada tingkah
laku yang menyimpang.
√ 12. Guru hendaklah
menggunakan jenis ganjaran yang sama untuk
semua siswa agar dipandang adil.
√ 13. Guru hendaklah mengenal bahwa penguatan berkala adalah
berguna untuk menguatkan
tingkah laku yang diinginkan yang telah
dipelajari siswa.
-14. Guru hendaklah bekerja atas anggapan bahwa
semua tingkah laku
siswa
adalah di pelajari.
√ 15. Guru hendaklah
mengenal bahwa penguat penghargaan tidaklah tepat
karena tidak berbeda dengan penyuapan.
√16. Guru hendaklah
selalu mempertimbangkan penggunaan alternatif
lain
dari hukuman untuk
menghilangkan tingkah laku yang buruk.
√ 17. Guru hendaklah mengerti bahwa ada berbagai jenis penguat
yang
dapat dipergunakan secara tepat dan efektif di dalam kelas.
√ 18. Guru
hendaklah mengenal bahwa siswa yang berbeda memiliki pandangan yang
berbeda, bahkan bertentangan,
terhadap hal-hal yang merupakan ganjaran.
-19. Guru hendaklah mempergunakan penjadwalan
interval dalam usaha
mempertahankan
dilangsungkannya terus suatu tingkah laku dalam
jangka
waktu yang lama.
√ 20. Guru hendaklah
tidak pernah gagal memberikan penguatan terhadap
tingkah laku siswa yang baik.
-21. Guru hendaklah mengenal bahwa keefektifan
sistem
penghargaan
cukup tinggi karena hal itu memungkinkan siswa
memilih
sendiri jenis ganjaran yang disukainya.
√ 22. Guru hendaklah
mengenal bahwa semua tingkah laku, termasuk
tingkah
laku yang diabaikan
oleh guru, membawakan suatu akibat tertentu.
-23. Guru hendaklah tahu bahwa penguatan terus
menerus adalah
penguatan yang diberikan setelah setiap kali suatu
tingkah laku tertentu
ditampilkan.
-24. Guru hendaklah hanya memberikan ganjaran
terhadap tingkah
laku
siswa yang istimewa saja sebab tingkah laku yang biasa-biasa
saja
tidak memerlukan perhatian khusus.
√ 25. Guru hendaklah mengenal bahwa hanya mengandalkan
penggunaan
perhatian guru
sebagai penguat cenderung meningkatkan ketergantungan
siswa.
√ 26. Guru hendaklah
mengenal bahwa unsur waktu dan frekwensi
dalam pemberian penguatan mempengaruhi
keefektifan penguatan itu.
√ 27. Guru hendaklah
menganggap bahwa pengabaian tingkah laku
siswa
dapat dianggap oleh
siswa sebagai penahanan ganjaran atau
penahanan hukuman.
-28. Guru
hendaklah mengganjar tingkah laku siswa yang baik dan menghindari
pemberian
ganjaran terhadap tingkah laku siswa yang tidak baik.
√ 29. Guru hendaklah
mengenal bahwa pengabaian terhadap tingkah
laku
siswa yang menyimpang sama dengan menerima
(menyetujui)
tingkah laku itu.
√ 30. Guru hendaklah
mengerti bahwa arti suatu ganjaran
tergantung pada indi- vidu yang
bersangkutan.
√ 31. Guru hendaklah mengenal bahwa meskipun guru
sudah hati-hati
dan bijaksana menggunakan hukuman, namun
akibat sampingan
yang negatif masih mungkin timbul.
√ 32. Guru hendaklah selalu memperhatikan (mencatat) akibat
penggunaan hukuman.
√ 33. Guru hendaklah memandang bahwa sistem penghargaan yang
diselenggarakan dengan baik akan
meningkatkan penampilan tingkah
laku siswa yang baik.
√ 34. Guru hendaklah melihat ke muka dan mempersiapkan diri
untuk
menanggulangi akibat-akibat negatif dari penggunaan hukuman.
√ 35. Guru hendaklah mengamati dan/atau menanyakan kepada siswa
untuk mengetahui ganjaran apa yang sebenarnya diinginkan
oleh siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar