Cari Data Lengkap

Sabtu, 19 Oktober 2013

Manajemen Kelas

Manajemen Kelas
Dosen : Drs. Hj. Rawiyah tompo, M.Pd.


LATIHAN   III

          Setelah mempelajari bahan tersebut di atas, kerjakanlah tugas-tugas di bawah ini.
Berikut ini disajikan 10 suasana yang menyangkut pendekatan tertentu dalam pe­ngelolaan kelas. Pendekatan yang diterapkan di dalam masing-masing suasana adalah pendekatan yang kurang efektif. Tugas anda ialah mengenali dan menetapkan jenis pendekatan mana yang diterapkan dalam masing-masing suasana itu. Pilih salah satu:
1.                Penghukuman atau pengancaman
2.                Penguasaan atau penekanan
3.                Pengalihan atau pemasabodohan

2.1. Ibu Kardiman masuk ke dalam kelas dan ketika itu melihat Bustaman me­nyepak Maryus. lbu Kardiman dengan keras berkata: "Bustaman, Ibu su­dah melihatnya. Kamu tahu perbuatan seperti itu tidak diperbolehkan di sini. Kamu tertangkap basah. Selama dua minggu kamu tidak boleh ke luar is­tirahat. Ibu akan mencarikan pekerjaan agar kamu tetap sibuk ketika kawan-­kawanmu beristirahat di luar kelas".
Jenis pendekatan: Pengalihan

2.2. Semenjak kegagalannya dalam ulangan pelajaran Matematik, Nina menjadi perengut dan penantang. la menolak untuk mengerjakan setiap tugas, dan se­lalu  mencari kesempatan untuk menentang perintah gurunya, Ibu Wati. Setelah melakukan berbagai usaha untuk merubah sikap Nina yang tidak baik ini, Ibu Wati berkata kepada Nina: "Nina tingkah lakumu selama dua minggu ini buruk sekali. Jika tingkah laku itu tidak kamu perbaiki dalam beberapa hari yang akan datang, saya akan memanggil orang tuamu dan akan menceritakan tingkah lakumu itu. Saya yakin bahwa mereka pun menginginkan agar kamu bertingkah laku yang baik di sekolah.
Jenis pendekatan: Pengancaman.

2.3. Pak Bakar telah mengatur kelasnya menjadi enam kelompok yang tiap ke­lompok beranggotakan 5 orang. Pak Bakar juga telah membuat rencana ke­giatan yang akan dilaksanakan oleh setiap kelompok. Pak Bakar senang sekali melihat bahwa lima kelompok dalam kelasnya bekerja dengan baik sekali, tapi kurang puas karena adanya satu kelompok yang tidak bekerja dengan baik. Siswa anggota kelompok yang satu ini tidak dapat melakukan kerja sama yang baik satu sama lain. Pak Bakar berpendapat bahwa hal ini adalah masalah yang harus mereka selesaikan sendiri. Dengan memberikan waktu yang cukup, pak Bakar berpendapat, mereka akan belajar cara beker­ja sama.
Jenis pendekatan: Pemasabodohan.

2.4. Karena adanya suatu tugas yang mengharuskan Ibu Hani meninggalkan kelas untuk beberapa merit, ketika ia kembali mendapatkan siswa-siswanya ribut­-ribut dan tidak bekerja dengan tenang seperti yang telah diperintahkan­nya sebelumnya. Ibu Hani berkata: "Saya sangat tidak suka melihat tingkah laku kalian. Sebagai siswa SMA kelas satu tidak pantas kalian bertingkah laku seperti ini. seperti tingkah laku anak umur dua tahun saja. Mulai dari sekarang, jika saya sedang meninggalkan kelas ini saya akan menunjuk salah seorang dari kamu untuk mencatat siapa-siapa yang menjadi tukang ribut. Tunggu saja akibatnya"
Jenis pendekatan:­ Mengancam.

2.5. Suasana tampaknva kurang bergairah dan gelisah tanpa sebab-sebab yang diketahui oleh Pak Barta. Tak seorangpun tampaknya ingin berperan serta dalam diskusi yang dilaksanakan. Tidak seorangpun tangan, maupun mempunyai kemauan untuk menjawab pertanyaan ataupun mem­berikan komentar. Peendeknya Pak Berta betul-betul kehilangan akal. Dia mengajukan sebuah pertanyaan lagi dan ditujukan kepada Budi. Budi menggelengkan kepalanya sambil berkata: Saya tidak tahu" Pak Berta berteriak “Saya sungguh jengkel melihat sikapmu dan sikap seluruh kelas ini. Selagi kamu tidak dapat menjawab pertanyaan itu. maka perhatikan pertanyaan itu dan tulis jawabannya sebanyak lima ratus kali sampai selesai besok pagi. Siapa saja menjadikan saya jengkel akan mendapat hukuman yang sama"
Jenis pendekatan:­ Hukuman.

 2.6. Berhubung karena bahan-bahan untuk mata pelajaran Kesenian terbatas, maka ibu Arni perlu membagi-bagi sedemikian rupa peralatan yang ada. Dua orang siswa yaitu Ari dan Yunita bertengkar tentang sebuah pinsil gambar, dia berkata kepada Yunita: "Itu pinsilku dan kamu harus meletakkannya kembali". Ibu Arni memandang dengan tajam kepada Ari dan berkata: "Ari, cara menegur Yunita seperti itu adalah tidak baik. Minta maaflah kepada Yuni­ta".
Jenis pendekatan: Penguasaan

 2.7. Kelas Geografi SMP Kelas I yang dibimbing Pak Sanusi tidak suka dengan kegiatan kerja kelompok kecil. Sebenarnya beberapa orang siswa telah menge­tahui bagaimana bekerja dalam suatu kelompok kecil. Setelah berkali-kali Pak Sanusi mencoba mendorong timbulnya kerjasama dan kegiatan yang produktif, dia berkata: "Anak-anak semua, sekarang jelaslah bagi saya bahwa kalian tidak berhasil sama sekali dalam belajar melakukan kegiatan kelompok seperti ini. Oleh karena itu, lebih baik kamu bekerja sendiri-sendiri dan menyelesaikan proyekmu sendiri. Dengan demikian akan jelas nanti, siapa yang benar-benar berhasil."
Jenis pendekatan:­ Pemasabodohan

2.8.     Secara keseluruhan siswa yang diasuh oleh Ibu Yohana bertingkah laku baik. Dari waktu kewaktu memang ada saja terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan kenakalan-kenakalan, tapi tak ada serius kecuali seorang, yaitu Haris. Haris dijuluki oleh kawan-kawannya sebagai “pengganggu berwajah dingin”. Ibu Yohana sudah sampai pada batas kesabarannya. Setelah Haris berbuat keonaran untuk kesekian kalinya hari itu, Ibu Yohana berkata “Haris, kelas ini akan menjadi sebuah kelas yang amat baik jika kamu mencoba untuk bertingkah laku yang baik. semua kawanmu bertingkah laku amat baik, tetapi kamu sebaliknya, amat buruk. Jika semua siswa kelas ini, termasuk kamu Haris, dapat bertingkah laku menyenangkan minggu ini, pada hari Sabtu sore kita akan mengadakan pesta taman untuk merayakan keberhasilan kita ini. Saya akan menyediakan makanan dan minuman. Kita akan bergem­bira ria dalam pesta itu".
Jenis pendekatan:­ Pengalihan

2.9.    Kegagalan yang berkali-kali dialami Sarah menyebabkan dia menjadi seorang amat penyendiri. Kebanyakan waktunya dipergunakannya untuk berkhayal. la memang tidak mau melakukan kegiatan, kecuali kalau memang sangat perlu. Ibu Mimi percaya, bahwa cara yang terbaik menghadapi anak ini ialah dengan jalan membiarkan dia sendiri. Dia berhak melakukan apa yang di­inginkannya, selagi hal itu tidak mengganggu orang lain.
Jenis pendekatan:­ Pemasabodohan.

2.10. Andi adalah pelawak kelas. Dia selalu siap dengan lawakan yang akan di­persembahkannya kepada teman-teman sekelasnya. Tingkah lakunya tidak­lah jahat, tetapi tindakannya mengganggu kelas maupun gurunya. Pak Bo­nang bermaksud melawan api dengan api, dalam arti membalas tindakan Andi yang mengganggu itu dengan tindakan yang menyakitkan pula. Sam­bil memegang wig di tangan kanan dan kotak alat-alat kecantikan di tangan kiri dia berkata: "Andi, selama engkau membadut, kamu akan nampak le­bih bagus jika betul-betul seperti badut. Ke sinilah, mengapa kamu tidak melukis wajahmu dan memakai wig yang sengaja kubawakan untuk mu?".
Jenis pendekatan: Penekanan.

LATIHAN   IV

(Disadur dari J.M. Cooper, 1977).
2. Setelah mempelajari bahan di atas kerjakanlah tugas-tugas berikut:
Latihan berikut ini memberi kesempatan kepada anda untuk mengukur pemahaman anda terhadap bahan yang disajikan di atas. Berikanlah tanda cek pada tempat yang tersedia di depan setiap kalimat di bawah ini yang merupakan pernyataan yang se­suai dengan pendekatan pengubahan tingkah laku dalam pengelolaan kelas.
 1. Guru hendaklah menggunakan penguatan positif untuk mendorong
       diterus­kannya tingkah laku siswa yang baik.
2. Guru hendaklah menyadari bahwa kalau suatu tingkah laku tidak diberi
         penguatan maka tingkah laku itu akan melemah.
3. Guru hendaklah menghindari penghukuman terhadap tingkah laku yang
       baik.
- 4. Guru hendaklah mengerti bahwa penghukuman dan penguatan negatif
       adalah sinonim.
5. Dalam tahap-tahap awal penguasaan suatu tingkah laku yang
       diinginkan, guru hendaknya menguatkan tingkah laku itu segera setelah
         dimunculkan.

6. Guru hendaknya tahu bahwa penjadwalan rasio dalam penguatan ialah
         pemberian penguatan terhadap tingkah laku siswa setiap setelah
       siswa sekian kali menampilkannya.
-7. Guru hendaklah mengabaikan tingkah laku siswa yang baik dan
     segera menghukum tingkah laku siswa yang tidak baik.
8. Guru hendaklah mengenal bahwa penghilangan ialah menahan
       pemberian gan­jaran yang sebelumnya selalu diberikan setelah
       ditampilkannya suatu per­buatan.
-9. Guru. hendaklah mengerti bahwa penggunaan penguatan negatif cenderung   
     meningkatkan frekwensi tingkah laku yang berakibat ditiadakannya
     perang­sang tidak menyenangkan.
10. Guru hendaklah menyadari bahwa apa yang dimaksudkan oleh guru
        sebagai ganjaran mungkin tidak, dianggap sebagai ganjaran oleh siswa.
11. Guru hendaklah menghindari memberikan penguatan kepada tingkah
        laku yang menyimpang.
12. Guru hendaklah menggunakan jenis ganjaran yang sama untuk
        semua siswa agar dipandang adil.
13. Guru hendaklah mengenal bahwa penguatan berkala adalah
         berguna untuk menguatkan tingkah laku yang diinginkan yang telah       
            dipelajari siswa.
-14. Guru hendaklah bekerja atas anggapan bahwa semua tingkah laku
       siswa ada­lah di pelajari.
15. Guru hendaklah mengenal bahwa penguat penghargaan tidaklah tepat
        karena tidak berbeda dengan penyuapan.
16. Guru hendaklah selalu mempertimbangkan penggunaan alternatif
        lain dari hukuman untuk menghilangkan tingkah laku yang buruk.

17. Guru hendaklah mengerti bahwa ada berbagai jenis penguat yang
         dapat di­pergunakan secara tepat dan efektif di dalam kelas.
18. Guru hendaklah mengenal bahwa siswa yang berbeda memiliki pandangan yang  
           berbeda, bahkan bertentangan, terhadap hal-hal yang merupakan ganjar­an.
-19. Guru hendaklah mempergunakan penjadwalan interval dalam usaha
       memper­tahankan dilangsungkannya terus suatu tingkah laku dalam
        jangka waktu yang lama.
20. Guru hendaklah tidak pernah gagal memberikan penguatan terhadap
       tingkah laku siswa yang baik.
-21. Guru hendaklah mengenal bahwa keefektifan sistem
       penghargaan cukup tinggi karena hal itu memungkinkan siswa
        memilih sendiri jenis ganjaran yang disukainya.
22. Guru hendaklah mengenal bahwa semua tingkah laku, termasuk
        tingkah laku yang diabaikan oleh guru, membawakan suatu akibat tertentu.
-23. Guru hendaklah tahu bahwa penguatan terus menerus adalah
       penguatan yang diberikan setelah setiap kali suatu tingkah laku tertentu
           ditampilkan.
-24. Guru hendaklah hanya memberikan ganjaran terhadap tingkah
       laku siswa yang istimewa saja sebab tingkah laku yang biasa-biasa
       saja tidak memer­lukan perhatian khusus.
25. Guru hendaklah mengenal bahwa hanya mengandalkan penggunaan
        perhatian guru sebagai penguat cenderung meningkatkan ketergantungan
           siswa.  
26. Guru hendaklah mengenal bahwa unsur waktu dan frekwensi
        dalam pemberian penguatan mempengaruhi keefektifan penguatan itu.
27. Guru hendaklah menganggap bahwa pengabaian tingkah laku
        siswa dapat dianggap oleh siswa sebagai penahanan ganjaran atau
           penahanan hukuman.
-28. Guru hendaklah mengganjar tingkah laku siswa yang baik dan menghindari
       pemberian ganjaran terhadap tingkah laku siswa yang tidak baik.
29. Guru hendaklah mengenal bahwa pengabaian terhadap tingkah
        laku siswa yang menyimpang sama dengan menerima
        (menyetujui) tingkah laku itu.
30. Guru hendaklah mengerti  bahwa arti suatu ganjaran tergantung pada indi- vidu yang
           bersangkutan.
31. Guru hendaklah mengenal bahwa meskipun guru sudah hati-hati
        dan bijak­sana menggunakan hukuman, namun akibat sampingan
        yang negatif masih mungkin timbul.
32. Guru hendaklah selalu memperhatikan (mencatat) akibat
        penggunaan hu­kuman.
33. Guru hendaklah memandang bahwa sistem penghargaan yang
        diselenggara­kan dengan baik akan meningkatkan penampilan tingkah
         laku siswa yang ba­ik.
34. Guru hendaklah melihat ke muka dan mempersiapkan diri untuk
        menang­gulangi akibat-akibat negatif dari penggunaan hukuman.
35. Guru hendaklah mengamati dan/atau menanyakan kepada siswa
        untuk menge­tahui ganjaran apa yang sebenarnya diinginkan oleh siswa.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar