TUGAS INDIVIDU
Nama Dosen : Mustaqim Muhallim, S.Ag.
AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN
USAHA DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
DI SUSUN OLEH :
NAMA : YUSRIKA BAHARA
NIM : K 10540 7877 12
KELAS : E
JURUSAN : PGSD S.1 PPKHB
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, sepatutnya penulis
panjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt karena atas rahmat dan karunianyalah
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini berjudul “Usaha dan
Amal Usaha Muhammadiyah”. Makalah ini berisi tentang Amal Usaha
Muhammadiyah yang berorientasi pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan
Muhammadiyah dimana terdapat 2 bentuk, pertama, bentuk amal usaha yang
sementara yang menangani masalah khusus atau segala usaha yang dilakukan oleh
Muhammadiyah, contohnya: Penolong Haji (pada waktu Muhammadiyah generasi awal),
Penanganan Bencana, dll. Kedua, bentuk amal usaha yang permanen dan menangani
tujuan jangka panjang, seperti: lambaga pendidikan (TK, Sekolah, Perguruan
Tingi), kesehatan (Rumah Sakit PKU), sosial (Panti Asuhan), ekonomi (Bank),
keagamaan (Masjid dan Pesantren dll.)
Makalah ini dimaksudkan agar
penulis, teman-teman dan khususnya warga Muhammadiyah serta para pembaca mendapat
bahan kajian dan menambah wawasan mengenai amal usahanya Muhammadiyah. Dengan
demikian sudah seharusnya bagi para warga muhammadiyah dan terkhusus bagi kader
Muhammadiyah untuk mengetehui tentang Muhammadiyah beserta amal usaha-usahanya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada
teman-teman yang senantiasa memberi motivasi, dukungan baik secara moril maupun
materil sehigga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun senantiasa diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir
kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wassalam
Makassar, November 2013
penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB
I Pendahuluan
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
BAB
II Muhammadiyah
A. Amal Usaha
Muhammadiyah
B. Memurnikan
Amal Usaha Muhammadiyah
C. Macam-macam
Amal Usaha Muhammadiyah
D. Perkembangan
Muhammadiyah
E. Dasar
perjuangan dan Amal Usaha Muhammadiyah
F. Pedoman
Amal Usaha Muhammadiyah
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Muhammadiyah adalah gerakan islam dan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, berkaidah
islam dan bersumber pada Al qur’an dan As sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil makmur dan diridhoi disisi Allah
Swt,untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba Allah dan khalifah
dimuka bumi.
Amal usaha Muhammadiyah berpedoman
“Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasulnya, bergerak membangun disegenap
bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi
Allah”.
Amal Usaha Muhammadiyah
berorientasi pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan Muhammadiyah dimana
terdapat 2 bentuk, pertama, bentuk amal usaha yang sementara yang menangani
masalah khusus atau segala usaha yang dilakukan oleh awal), Penanganan Bencana,
dll. Kedua, bentuk amal usaha yang permanen dan menangani tujuan jangka
panjang, seperti: lambaga pendidikan (TK, Sekolah, Perguruan Tinggi), kesehatan
(Rumah Sakit PKU), sosial (Panti Asuhan), ekonomi (Bank), keagamaan (Masjid dan
Pesantren). Khususnya dibidang pendidikan muhammadiyah telah memiliki ribuan
lembaga pendidikan.
Berdasarkan data terbaru (Profil
Muhammadiyah) amal usaha Muhammadiyah dibidang pendidikan berjumlah 5.797
buah, merupakan angka yang cukup fantastis untuk sebuah lembaga pendidikan yang
dinaungi dalam satu payung organisasi dengan rincian ; 1132 Sekolah Dasar ;
1769 Madrasah Ibtidaiyah ; 1184 Sekolah Menengah Pertama; 534 Madrasah
Tsanawiyah ; 511 Sekolah Menengah Atas ; 263 Sekolah Menengah Kejuruan ; 172
Madrasah Aliyah ; 67 Pondok Pesantren ; 55 Akademi ; 4 Politeknik ; 70 Sekolah
Tinggi dan 36 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Ciri khas sekolah
muhammadiyah adalah terletak pada pendidikan Al islam kemuhammadiyahannya itu. Fungsi
dari sekolah muhammadiyah adalah sebagai wadah untuk mengamalkan ajaran islam
yang murni sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasul Saw, disamping mempercerah
harapan masa datang dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Muhammadiyah didirikan
oleh KH.Ahmad Dahlan didasari oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.Secara kuantitatif sekolah muhammadiyah sudah patut kita syujuri,
tetapi secara kualitatif masih perlu ditingkatkan dan perlu penanganan serius.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan dari suatu masalah yaitu:
a. Apa
yang dimaksud dengan Muhammadiyah?
b. Dalam
bidang apa sajakah muhammadiyah berperan dalam dakwah?
c. Apa
ciri khusus dan fungsi dari sekolah Muhammadiyah?
C.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai
pada penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu Muhammadiyah, ada
berapa saja Amal Usaha Muhammadiyah, apa ciri khas dan fungsi yang dimiliki
oleh sekolah Muhammadiyah.
BAB
II
MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah adalah suatu
persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”. Maksud gerakannya adalah dakwah
islam dan amal ,mar’uf nahi mungkar yang ditujukan pada dua bidang yaitu: Yang
ditujukan pada bidang perseorangan dan masyarakat.
Dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar pada
bidang pertama terbagi menjadi 2 golongan:
1.
Kepada yang telah islam bersifat
pembaharuan(tajdid),yaitu mengembalikan kepada ajaran islam yang asli dan
murni.
2.
Kepada yang belum islam bersifat seruan
atau ajakan untuk memeluk agama islam.
Adapun dakwah islam dan amal
ma’ruf nahi mungkar bidang kedua ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan,
bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan musyawarah
atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan ALLAH semata-mata. Muhammadiyah
menggerakkan masyarakat menuju tujuannya ialah “Terwujudnya masyarakat
utama,yang adil, dan makmur.
A.
AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
Amal Usaha Muhammadiyah
berorientasi pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan Muhammadiyah dimana
terdapat 2 bentuk, pertama, bentuk amal usaha yang sementara yang menangani
masalah khusus atau segala usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah, contohnya:
Penolong Haji (pada waktu Muhammadiyah generasi awal), Penanganan Bencana, dll.
Kedua, bentuk amal usaha yang permanen dan menangani tujuan jangka panjang,
seperti: lambaga pendidikan (TK, Sekolah, Perguruan Tingi), kesehatan (Rumah
Sakit PKU), sosial (Panti Asuhan), ekonomi (Bank), keagamaan (Masjid dan
Pesantren).
Berdasarkan data terbaru (Profil
Muhammadiyah) amal usaha Muhammadiyah dibidang pendidikan berjumlah 5.797
buah, merupakan angka yang cukup fantastis untuk sebuah lembaga pendidikan yang
dinaungi dalam satu payung organisasi dengan rincian ; 1132 Sekolah Dasar ;
1769 Madrasah Ibtidaiyah ; 1184 Sekolah Menengah Pertama; 534 Madrasah
Tsanawiyah ; 511 Sekolah Menengah Atas ; 263 Sekolah Menengah Kejuruan ; 172
Madrasah Aliyah ; 67 Pondok Pesantren ; 55 Akademi ; 4 Politeknik ; 70 Sekolah
Tinggi dan 36 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Total jumlah lembaga pendidikan
Muhammadiyah sebanyak itu merupakan bilangan yang cukup fantastis bagi sebuah
organisasi sosial keagamaan dimanapun. Apalagi keberadaan lembaga pendidikan
tersebut merupakan pengejawantahan dari model pemahaman keagamaan (keIslaman)
di Muhammadiyah. Inilah yang kemudian menjadi sebuah pertanyaan, pemahaman atau
idiologi apa yang diterapkan oleh Muhammadiyah dalam mengurusi lembaga
pendidikan yang sebesar itu. Mungkin langsung timbul sebuah jawaban dari
pertanyaan tersebut “tentu saja idiologi Islam yang di gunakan” karena
Muhammadiyah berasaskan Islam (AD/ART Muhammadiyah).
Namun muncul kemudian pertanyaan
“mengapa Muhammadiyah dengan idiologi Islam dalam mengurusi lembaga
pendidikanya dan organisasinya yang mendekati umur seabad mengalami stagnasi
dalam kegiatan tajdid dan tanzihnya. Padahal dengan semangat tajdid dan tanzih
lah Muhammadiyah tersebut dilahirkan. Maka pada akhirnya bermunculanlah
kritikan bahwa Muhammadiyah telah mengingkari (disorientasi) cita-citanya
sebagai gerakan tajdid dan tanzih dengan semangat pembaharuan menjadi
“kemapanan” (established) yang pada akhir kritik menyebutkan bahwa
Muhammadiyah ibarat “seekor gajah bengkak”. Maka mendaratlah semua kritikan
kepada lembaga pendidikan. Karena pada dasarnya lembaga pendidikanlah yang
menentukan masa depan sebuah gerakan, organisiasi, bahkan bangsa sekalipun
ditentukan oleh pendidikan bagi masa depannya. Untuk itu pengkajian dan
penelitian lebih intensif perlu dilakukan pada lembaga pendidikan Muhammadiyah
demi keberlangsungan gerakan Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan dakwah Islam
yang notabenenya lembaga pendidikan Muhammadiyah merupakan pencetak kader
gerakan Muhammadiyah.
Oleh karenanya perlu dikaji tentang
amal usaha muhammadiyah dalam mengelolah amal usahanya untuk mewujudkan dan
menegakkan islam yang murni. Dalam mewujudkan itu Muhammadiyah memiliki amal
usaha yang berbentuk permanen di berbagai bidang yaitu
1.
Bidang keagamaan
Muhammadiyah yang
secara tetap mengadakan permusyawaratan dan fatwa-fatwa dalam bidang :
Ø Terbentuknya
Majlis Tarjih (1927) Suatu lembaga yang menghimpun ulama-ulama
dalam bidang keagamaan serta membari tuntunan mengenai hukum yang
sangat bermanfaat bagi khalayak umum.
Ø Memberi
tuntunan dan pedoman dalam bidang ubudiyah sesuai contoh yang telah diberikan
oleh Rasulullah.
Ø Memberi
pedoman dalam penentuan Ibadah Puasa dan Hari Raya dengan jalan perhitungan
”Hisab” atau ”Astronami” sesuai jalan perkembangan Ilmu Pengetahuan modern.
Ø Mendirikan
Mushalla khusus bagi wanita, yang merupakan usaha pertama kali diselenggarakan
oleh Umat Islam Indonesia.
Ø Melaksanakan
dan mensponsori pengeluaran zakat pertanian, perikanan, peternakan dan hasil
perkebunan.
Ø Memberi
fatwah dan tuntunan dalam bidang keluarga sejahtera dan keluarga berencana.
Ø Terbentuknya
Departeman Agama Republik Indonesia, tidak bisa dipisahkan dari kepeloporan
Pimpinan Muhammadiyah.
Ø Tersusunnya
rumusan tentang ” Matan Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah” adalah
suatu hasil yang sangat besar, penting dan belum ada duanya di Indonesia sampai
dewasa ini.
Ø Penanaman
kesadaran dan kenikmatan beragama, beramal, dan berorganisasi.
2.
Bidang pendidikan
Sutarmo
Mag dalam bukunya Muhammadiyah, Gerakan Sosial, Keagamaan Modernis mengatakan
bahwa Muhammadiyah didirikan oleh KH.A. Dahlan didasari oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor
internal : Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan ajaran
Islam itu sendiri secara menyeluruh
2. Faktor
eksternal : Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar Islam.
Maka pendidikan
Muhammadiyah adalah salah satu faktor internal yang mendasari Muhammadiyah
didirikan.Pada masa awal berdirinya Muhammadiyah, lembaga-lembaga pendidikan
yang ada dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar sistem pendidikan. Dua
sistem pendidikan yang berkembang saat itu yaitu:
a. Sistem
pendidikan tradisional pribumi yang diselenggarakan dalam pondok-pondok
pesantren dengan Kurikulum seadanya. Pada umumnya seluruh pelajaran di
pondok-pondok adalah pelajaran agama. Proses penanaman pendidikan pada sistem
ini pada umumnya masih diselenggarakan secara tradisional, dan secara pribadi
oleh para guru atau kyai dengan menggunakan metode srogan (murid secara
individual menghadap kyai satu persatu dengan membawa kitab yang akan
dibacanya, kyai membacakan pelajaran, kemudian menerjemahkan dan menerangkan
maksudnya) dan weton (metode pengajaran secara berkelompok dengan murid duduk
bersimpuh mengelilingi kyai juga duduk bersimpuh dan sang kyai menerangkan
pelajaran dan murid menyimak pada buku masing-masing atau dalam bahasa Arab
disebut metode Halaqah) dalam pengajarannya. Dengan metode ini aktivitas
belajar hanya bersifat pasif, membuat catatan tanpa pertanyaan, dan membantah
terhadap penjelasan sang kyai adalah hal yang tabu.
b.
Pendidikan sekuler yang sepenuhnya
dikelola oleh pemerintah kolonial dan pelajaran agama tidak diberikan.
Bila dilihat dari cara pengelolaan
dan metode pengajaran dari kedua sistem pendidikan tersebut, maka perbedaannya
jauh sekali. Tipe pendidikan pertama menghasilkan pelajar yang minder dan
terisolasi dari kehidupan modern, akan tetapi taat dalam menjalankan perintah
agama, sedangkan tipe kedua menghasilkan para pelajar yang dinamis dan kreatif
serta penuh percaya diri, akan tetapi tidak tahu tentang agama, bahkan
berpandangan negatif terhadap agama.
Maka atas dasar dua sistem
pendidikan di atas KH A. Dahlan kemudian coba menggabungkan dua aspek yaitu,
aspek yang berkenaan secara idiologis dan praktis. Aspek idiologisnya yaitu mengacu kepada tujuan
pendidikan Muhammadiyah, yaitu untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia,
pengetahuan yang komprihensif, baik umum maupun agama, dan memiliki keasadaran
yang tinggi untuk bekerja membangun masyarakat (perkembangan filsafat dalam
pendidikan Muhmmadiyah, syhyan rasyidi). Sedangkan aspek praktisnya adalah
mengacu kepada metode belajar, organisasi sekolah mata pelajaran dan kurikulum
yang disesuaikan dengan teori modern.
Maka inilah sejarah
awal berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah yang jika disimpulkan ihwal
berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah untuk mencetak ulama atau pemikir
yang mengedepankan tajdid atau tanzih dalam setiap pemikiran dan gerakannya
bukan ulama atau pemikir yang say yespada kemapanan yang sudah ada
(established) karena KHA. Dahlan dalam memadukan dua sistem tersebut coba untuk
menciptakan ulama/pelajar yang dinamis dan kreatif serta penuh percaya diri dan
taat dalam menjalankan perintah agama.
a.
Mendirikan sekolah-sekolah umum dengan
memasukkan kedalamnya ilmu-ilmu keagamaan.
b.
Mendirikan madrasah-madrasah yang juga
diberi pandidikan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum. Dengan usaha perpaduan
tersebut, tidak ada lagi pembedaan mana ilmu agama dan ilmu umum. Semuanya
adalah perintah dan dalam naungan agama.
Sekolah-sekolah muhammadiyah selain
memiliki arti bagi tujuan republik ini didirikan yaitu untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa juga dari segi misinya ikut membantu mewujudkan amar ma’ruf
nahi mungkar melalui pendidikan. Maka sekolah-sekolah muhammadiyah merupaklan
benteng tangguh untuk membendung meluasnya faham sesat seperti sekularisme,
materilisme, komunisme, hedonisme, faham jahiliyyah, khurafat dan sebagainya.
Karena perguruan muhammadiyah untuk membentuk dan membangun manusia seutuhnya
,maka sekolah muhammadiyah ingin mencapai target akhlak mulia, mental islami,
pembangun material, berfungsi ganda, mencerdakan masyarakat, memberantas
kebodohan, dan keterbelakangan dan sebagai amal saleh.
Memang sekolah muhammadiyah mempunyai
peranan bagi sekolah swasta yang memiliki idealisme dan identitas yang
berarti di negeri ini.Secara kuantitatif sekolah-sekolah muhammadiyah sudah
patut kita syukuri, tetapi secara kualiatif masih perlu ditingkatkan dan perlu
penanganan serius.
a.
Ciri Khusus Sekolah Muhammadiyah
Ciri khas sekolah-sekolah
muhammadiyah adalah pada pendidikan Al islam dan Kemuhammadiyahan itu. Pada
awal berdirinya Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan mempunyai keistimewaan yang
hebat, yakni kepada keberaniannya mengamalkan perintah ALLAH SWT yang pada
zaman itu belum banyak orang indonesia yang mengamalkannya, jihad dengan harta
benda dan tenaga (QS.Al-imran :104) dan menyantuni anak yatim dan
orang-orang terlantar secara serius (QS.Al-Ma’un)
b.
Fungsi Sekolah muhammadiyah
Muammadiyah lahir karena terpanggil
oleh fenomena betapa menyedihkan dan rendahnya mutu pendidikan dan
kehidupan sosial umat islam ketika itu.
Tujuan pendidikan
muhammadiyah yaitu:
a.
Terwujudnya muslim yang bertaqwa,
berakhlak mulia, cakap, percaya diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi
masyarakat dan Negara, beramal menuju terwujudnya masyarakat utama,adil makmur
yang diridhoi ALLAH swt.
b. Memajukan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk kemajuan umat dalam
pembangunan masyarakat,bangsa dan negara.
c.
Bersama pemerintah memajukan
penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan UUD 1945 pasal 31.
Pada hasil penjabaran Muktamar
Muhammadiyah ke-40 di Surabaya telah dirumuskan ,bahwa fungsi Muhammadiyah
adalah”sebagai sarana dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan Sebagai tempat
penyaluran amalan anggota-anggota Muhammadiyah dan masyarakarat”
3.
Bidang Kemasyarakat
Ø Mendirikan
rumah sakit modern, lengkap dengan peralatan.
Ø Mendirikan
panti-panti asuhan anak yatim baik putra maupun putri. Pengusahaan dana bantuan
hari tua, yaitu dana yang diberikan pada saat seseorang tidak bisa lagi bekerja
karena usia telah tua atau cacat jasmani sehingga memerlukan pertolongan.
Ø Memberikan
bimbingan dan penyuluhan keluarga mengenai hidup sepanjang tuntunan Ilahi
4.
Bidang politik negara
Ø Ikut
mempelopori berdirinya Partai Islam Indonesia. Pada tahun 1945 termasuk menjadi
pendukung pertama berdirinya Partai Islam Masyumi dengan gedung Madrasah
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta sebagai tempat melahirkannya.
Ø Ikut
menanamkan rasa Nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia di kalangan Umat
Islam Indonesia, dengan menggunakan Bahasa Indonesia dalam tabligh-tablighnya,
dalam kuthbah ataupun tulisan-tulisannya.
Ø Ikut
aktif dalam keanggotaan MIAI (Majlis Islam Ala Indonesia) dan menyokong
sepenuhnya tuntutan gabungan Politik Indonesia (GAPI) agar Indonesia mempunyai
parlemen dijaman penjajahan.
Ø Pada
saat partai politik yang bisa menyalurkan cita-cita perjuangan Muhammadiyah
tidak ada, dan dalam keadaan yang memaksa sekali, Muhammadiyah tampil sebagai
Gerakan Dakwah Islam amar makruf nahi mugkar yang sekaligus mempuyai fungsi
politik riil.
Kegiatan-kegiatan Muhammadiyah
sebagai penjabaran dari K.H. Ahmad Dahlan Muhammadiyah pasal 4 adalah :
a.
Penyantunan iman mantap, ibadah yang
istiqomah, akhlak yang terpuji lewat sarana penididkan dan dakwah
b. Pemurnian
agama islam dan mengembangkan penelitian, lewat kegiatan Majlis tarjih dan
lembaga-lembaga penelitian yang ada perserikatan.
c. Mengintensifkan
pendidikan dan pengajaran Muhammadiyah, dengan upaya mendapatkan sistem
pendidikan islam yang tepat dalam mengintegrasikan iman, islam dan teknologi.
d. Dakwah
islamiyah, dengan sarana Majlis Tabligh, dan kegiatan majlis-majlis lain yang
diintegrasikan untuk menegakan dan menunjang dakwah islam.
e. Mengintensifkan
kesadaran muslim untuk waqaf dan meningkatkan pengelolaan benda-benda waqof
sebagai sarana penunjang kegiatan-kegiatan dan tujuan persyarikatan, dengan
mekanisme Biro Waqaf.
f. Meningkatkan
peranan wanita muslimah dalam kesadaran beragama dan berorganisasi lewat Ortum
A’isiyah.
g. Bimbingan
remaja untuk menjadi angkatan penerus yang berkualitas dan bermutu dengan Ortum
pemuda dan Ortum lain-lainnya yang ada pada angkatan muda Muhammadiyah.
h. Memberikan
bimbingan ke arah kehidupan yang baik menurut tuntunan islam dengan Majlis
Ekonomi.
i.
Meningkatkan kesadaran jiwa, solidaritas
masyarakat untuk terciptanya kesejahteraan ummat lewat Majlis PKU ( Pembina
Kesejahteraan Ummat).
j.
Menyantuni ummat, untuk memiliki
kesadaran, agar tuntunan dan peraturan islam berlaku dalam masyarakat, lewat
Biro Hikmah, yang bertugas memberikan pertimbangan kepada PP Muhammadiyah
kebijaksanaan yang tepat dalam segala masalah yang membutuhkan pemecahan.
B.
Memurnikan
amal usaha Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebagai ladang
untuk dan pengabdian kepada beramal dan bentuk pengabdian kepada ALLAH Swt. Jadi
barangsiapa yang mencari kewibawaan, pangkat, kududukan atau ketenaran lewat
Muhammadiyah maka usahanya itu tidak akan berhasil, sia-sia belaka.
Upaya untuk memurnikan fungsionaris
persyarikatan sehingga mereka betul-betul memahami mengertin dan menghayati
maksud dan tujuan serta hakikat Muhammadiyah secara utuh termasuk sifat dan
hakikat amal usaha muhammadiyah. Termasuk apa dan bagaimana maksud
penyelenggaraan amal usaha Muhammadiyah dan bagaimana memeliharanya,
membina dan meningkatkan mutunya. Termasuk lembaga-lembaga yang beradada
dibawah tanggungjawab Muhammadiyah apakah sudah berfungsi atau sejalan dengan
usaaha Persyarikatan sebagai organisasi Gerakan islam dakwah amar makruf nahi
mungkar atau belum.
C. Dasar
-dasar penyelenggaran amal usaha muhammadiyah
1. Dalam
rangka memenuhi mengamalkan ibadah kemasyarakatan
2. Dalam
rangka ikut berprestasi terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
3. Dalam
rangka ikut serta memberikan nafas islam pada tiap-tiap amal usaha.
4. Terpanggil
untuk menegakkan Agama Allah.
5. Dalam
rangka Ittiba Nabi dalam pengelolaan amal usaha.
6. Dalam
rangka disiplin dan tertib berorgani
D. Macam-macam
amal usaha muhammadiyah
Majelis pendidikan pengajaran dan
kebudayaan
1. Didirikan
pada tanggal 14 Juli 1923
2. Ketua
pertama M. Ng Joyosugito
3. Tugas
majlis PP dan kemuhammadiyaan didasarkan surat keputusan PP muhammadiyah No
5/PP/74. tanggal 22 juli 1974
4. Bentuk-bentuk
Sekolah
Sekolah umum : mulai SD
sampai perguruan tinggi.
Sekolah kejuruan : Teknik,
ekonomi, kesehatan / perawatan.
Madrasah : Ibtidaiyah sampai institut-institut agama islam dengan berbagai fakultas agama.
Madrasah : Ibtidaiyah sampai institut-institut agama islam dengan berbagai fakultas agama.
E.
PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH
Dengan iman dan amal
shaleh Muhammadiyah terus maju dan berkembang kemana-mana. Tak sedikit halangan
dan tantangan, semua dihadapi dengan sabar dan tawakal, yang akhirnya
membuahkan hasil kebesaran dan keluasan gerakan Muhammadiyah. Sejak dari ujung
barat sampai tapal batas paling timur, dari wilayah paling utara maupun selatan
Indonesia, telah dimasuki Muhammadiyah. Hal tersebut membuktikan bahwa
Muhammadiyah memang bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, di samping karena
keuletan dan ketekunan mubaligh-mubaligh dalam menyiarkan Islam sesuai paham
yang diyakini Muhammadiyah.
Secara garis besar perkembangan
Muhammadiyah dapat dibedakan menjadi:
a. Perkembangan
secara vertikal : Yaitu perkembangan dan perluasan pergerakan Muhammadiyah
keseluruh penjuru tanah air, berupa berdirinya wilayah-wilayah di tiap-tiap
propinsi, daerah-daerah ditiap-tiap kabupaten, cabang-cabang dan
ranting-ranting serta jumlah anggota yang bertebaran dimana-mana.
b. Perkembangan
secara horizontal : Yaitu perkembangan dan perluasan amal usaha Muhammadiyah,
yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Hal ini dengan pertimbangan karena
bertambah luas serta banyaknya hal-hal yang harus diusahakan oleh Muhammadiyah,
sesuai dengan maksud dan tujuannya. Maka dibentuklah kesatuan-kesatuan kerja
yang berkedudukan sebagai badan pembantu pimpinan persyarikatan.
Kesatuan-kesatuan kerja tersebut berupa majlis-majlis dan badan-badan.
Disamping majlis dan
lembaga, terdapat organisasi otonom, yaitu organisasi yang bernaung dibawah
organisasi induk, dengan masih tetap memiliki kewenangan untuk mengatur rumah
tangganya sendiri. Dalam persyarikan Muhammadiyah organisasi otonom (ORTOM) ada
beberapa buah, yaitu:
1. Aisyiyah
2. Nasyiatul
Aisyiyah
3. Pemuda
Muhammadiyah
4. Ikatan
Remaja Muhammadiyah (IRM) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
5. Tapak
Suci Para Muhammadiyah
6. Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan.
F.
DASAR AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
Dalam perjuangan
melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya amal usaha masyarakat utama,
adil dan makmur yang diridhoi Allah swt, dimana kesejahteraan dan kebahagiaan
luas merata, Muhammadiyah melandaskan segala gerak dan amal usahanya atas
prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
1. Hidup
manusia harus berdasar Tauhid, Ibadah, dan taat kepada ALLAH
2. Hidup
manusia
bermasyarakat
3. Mematuhi
ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam dengan keyakinan bahwa
ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk
kebahagiaan dunia dan akhirat.
4. Menegakkan
dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai
ibadah kepada ALLAH dan ikhsan kepada kemanusiaan
5. Ittiba’
kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad saw.
6. Melancarkan
amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
G.
PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN
MUHAMMADIYAH
Menilik dasar prinsip
tersebut diatas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimana cara perjuangan
Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman:”Berpegang
teguh akan ajaran ALLAH dan RASUL-Nya bergerak membangun disegenap bidang
dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah
SWT”.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari beberapa
pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut:
1. Muhammadiyah
adalah persyarikatan yang bergerak dalam dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang
berlandskan Al Qur’an dan As Sunnah,bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya
masyarakatr islam yang sebenar-benarnya untuk melaksanakan fungsi dan misi
manusia sebagai hamba dan khalifah ALLAH SWT di muka bumi.
2. Muhammadiyah
bergerak diberbagai bidang seperti bidang keagamaan, pendidikan, sosial,
perbankkan dan sebagainya.
3. Karena
muhammadiyah bergerak dalam bidang dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, maka
lembaga pendidikan Muhammadiyah tidak boleh terlepas sifat gerakan yang telah
dirumuskan dalam “Kepribadian Muhammadiyah” dan Hakikat Muhammadiyah sebagai
gerakan islam dan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar harus diterjemahkan kedalam
seluruh kegiatan pendidikan sekolah muhammadiyah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar