Cari Data Lengkap

Kamis, 06 Februari 2014

PEMBELAJARAN TERPADU


TUGAS INDIVIDU
Nama Dosen : Dr.H.Syarifuddin Kune, M.Si

PEMBELAJARAN TERPADU


DI SUSUN OLEH :

NAMA                                    : YUSRIKA BAHARA
NIM                             : K 10540 7877 12
KELAS                       :  E
JURUSAN                 : PGSD S.1  PPKHB

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013/2014


Pembelajaran terpadu
Dosen : Dr.H.Syarifuddin Kune, M.Si

1.       Jelaskan secara singkat latar belakang pentingnya pembelajaran terpadu
Jawab : untuk melakukan perencanaan dan pembelajaran terpadu dengan pendekatan tematik, guru SD perlu memahami tentang konsep pembelajaran terpadu, jenis-jenis model pembelajaran terpadu dan tahapan proses perancangan pembelajaran terpadu dalam modul pembelajaran terpadu hanya dibatasi perancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba (webbed) yang dikenal dengan pendekatan tematik. Keterampilan yang perlu dikuasai untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran tematik meliputi kemampuan menganalisis hubungan SK, KD, indicator, dan tema. Menentukan alur pembelajaran berdasarkan indicator dari setiap mata pelajaran yang akan dipadukan menyusun indicatortema, menyusun satuan kegiatan  mingguan (SKM) atau jadwal pembelajaran tematik berdasarkan alur indicator, menyusun silabus tematik berdasarkan jaringan tema, dan menyusun RPP Tematik.
2.       Kemukakan konsep-konsep pembelajaran terpadu termasuk kelebihan dan kekurangannya
Jawab :Pembelajaran Terpadu merupakan model pembelajaran yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok  bahasan.(Beane, 1995:615) 
a.       Kelebihan
1.       Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2.       Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
3.       Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4.       Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berfikir dan social peserta didik.
5.       Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan rill peserta didik.
b.      Kekurangan
Yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

3.       Jelaskan 3 model pembelajaran terpadu dan ciri-cirinya yang banyak digunakan
Jawab :
1. Model Fragmented
                Pembelajaran konvensional yang memisahkan disiplin ilmu atas beberapa materi pelajaran, tanpa adanya usaha untuk mengintegrasikan materi pelajaran.
2. Model Connected
                Materi pelajaran tertentu dapat disatukan  pada induk materi pelajatran tertentu  sehingga menjadi keutuhan dalam membentuk kemampuan dan menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajaran secara terpadu
3. Model Nested
                Pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan dengan mengembangkan daya imajinasi dan berfikir logis untuk menunjukan bentuk kemampuan keterampilan tertentu.

4.       Bagaimana cara memadukan konsep dalam pembelajaran terpadu
Jawab : yaitu dengan cara penentuan tema dengan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat , kebutuhan, dan kemampuan ).
a.        Tema tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak indikator.
b.      Tema dan kosep harus bermakna artinya tema yang dipilih untuk di kaji harus sesuai  dengan konsep dan memberikan bekal  bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
c.       Tema dan konsep disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d.      Tema dan konsep dipertimbangkan sesuai dengan peristiwa-peristiwa otentik yang teradi dalam rentang waktu belajar.
5.       Bagaimana cara mengevaluasi/menilai pelajaran terpadu  
Jawab : Dalam pembelajaran terpadu, guru harus melakukan penilaian baik dalam proses pembelajaran maupun sebagai hasil proses pembelajaran dapat dilakukan guru secara langsung dengan menggunakan teknik observasi baik ketika peserta didik bekerja kelompok, misalnya menyampaikan gagasan. Penilaian proses juga dapat dilakukan terhadap kinerja, baik berupa produk fisik yang dihasilkan anak dalam proses/setelah proses pembelajaran maupun kinerja dinilai pada waktu proses atau setelah pembelajaran. Penilaian sikap terhadap apa yang telah dipelajari, sikap terhadap guru dan sikap terhadap sikap proses pembelajaran. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan cara mengajukan pertanyaan, laporan pribadi, dan penggunaan skala sikap differensiasi semantik.

Jumat, 15 November 2013

Manajemen Kelas


Manajemen Kelas
Dosen : Drs. Hj. Rawiyah tompo, M.Pd.

LATIHAN    V
(Disadur dari J.M. Cooper, 1977).
2. Setelah mempelajari bahan di atas kerjakanlah latihan di bawah ini.
Latihan berikut ini memberikan kesempatan kepada anda untuk mengukur pemaham­an anda terhadap bahan yang disajikan di atas. Berikanlah tanda cek pada tempat yang tersedia di depan setiap kalimat di bawah ini yang merupakan pernyataan yang sesuai dengan pendekatan iklim sosio-emosional dalam pengelolaan kelas.
1.      Guru hendaklah membiarkan siswa mengalami akibat alamiah dan    akibat logis dari perbuatannya, kecuali kalau akibat tersebut dapat membahayakan kesehatan jasmaniahnya.
2.    Guru hendaklah mengenal bahwa pertemuan kelas untuk memecahkan masa­lah sosial merupakan alat yang efektif untuk menanggulangi masalah-masalah perorangan dan masalah kelompok.
3.    Guru hendaklah tidak mempersoalkan alasan mengapa siswa tidak menepati pelaksanaan rencana pengubahan tingkah Iaku yang telah ditetapkan.
4.    Guru hendaklah membantu siswa mengenali dan memahami masalah-masalah tingkah lakunya daripada memberikan penilaian terhadap diri siswa.
5.    - Guru hendaklah mengenal bahwa sikap menerima siswa mengandung penger­tian bahwa tingkah laku siswa itu disetujui.
6.    Guru hendaklah mencurahkan perhatian pada usaha pemecahan masalah tingkah laku siswa daripada mencari-cari kesalahan siswa.
7.    Guru hendaklah membantu siswa dalam mengenali masalah-masalah kelom­pok, mencari siapa yang bersalah, dan menetapkan hukuman yang tepat bagi Yang bersalah itu.
8.    - Guru hendaklah menghindari pengungkapan perasaan-perasaan yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dirasakannya.
9.    Guru hendaklah memberikan perhatian  keadaan atau hal-hal yang menyangkut siswa, bukan terhadap kepribadian atau sifat-sifat siswa.
10. - Guru hendaklah tidak mendekatkan diri pada siswa yang menyelenggarakan segala urusan dengan siswa secara resmi.
11. - Guru hendaklah menyadari bahwa suasana kelas yang otokratis dan masa bo­doh tidaklah produktif.
12. Guru hendaklah menyadari bahwa untuk membina suasana kelas yang de­mokratis guru tidak boleh mengabaikan tanggungjawabnya terhadap kelas.
13. Guru hendaklah membantu siswa mengerti hubungan logis antara tingkah laku yang menyimpang dengan akibat yang ditimbulkannya.
14.  Guru hendaklah menyadari bahwa siswa memandang, pengemukakan emosi guru sebagai tanda kelemahan guru itu.
15. Guru hendaklah mendorong siswa untuk mengemukakan pikiran dan perasaannya serta menerima pikiran dan perasaan itu.
16. Guru hendaklah mengerti bahwa pengelolaan kelas yang baik adalah hasil dari tindakan guru yang otoritatif dan pengontrolan kelas kelas yang tetap.
17.  - Dalam membimbing suatu pertemuan kelas untuk memecahkan masalah. Guru hendaklah mengembangkan sikap yang tidak memberikan penilaian atau mencari-cari kesalahan.
18.  - Guru hendaklah mengenal bahwa diskusi kelompok yang dikelola dengan baikpun tidak lebih berharga dari tanya jawab antara guru dan siswa di dalam kelas.
19.  Guru hendaklah mengerti hahwa komunikasi yang efektif amat berpengaruh terhadap hubungan interpersonal yang efektif.
20.  - Guru hendaklah menampilkan sikap empati terhadap siswa sehingga siswa merasa bahwa guru memang memahami diri dan perasaan siswa.
21.  Guru hendaklah menghindari pemakaian sindiran-sindiran yang tajam, karena hal itu cenderung meremehkan dan merendahkan harga diri siswa.
22. Guru hendaklah menghindari keterlibatan yang mendalam dengan siswa dan dengan masalah-masalah siswa di luar sekolah.
23. Guru hendaklah mengerti bahwa hubungan interpersonal antara guru siswa merupakan faktor bagi tingkah laku siswa.
24. Guru hendaklah mengenal bahwa pertemuan kelas untuk memecahkan masa­lah kelompok adalah efektif jika penyelenggaraanya sering dan masing-masing, tidak memakan waktu lama.
25. - Guru hendaklah memandang bahwa penerimaan terhadap siswa merupakan si­kap mempercayai siswa sebagai pribadi yang berharga.
26. - Guru hendaklah tahu bahwa pemahaman yang penuh empati merupakan per­nyataan dan kemampuan guru untuk memahami siswa dari sudut pandang  siswa sendiri.
27. Guru hendaklah mengenal bahwa cara-cara guru berkomunikasi dengan sis­wa amatlah penting dalam kaitannya dengan tingkah laku siswa.
28. Guru hendaklah mempertimbangkan bahwa tingkah laku siswa merupakan fleksi dari kepribadian dan wataknya.
29. Guru hendaklah mengerti bahwa tingkah laku tertentu yang ditampilkan guru dapat meningkatkan tindakan kekerasan dan penyimpangan pada diri siswa.
30.   Guru hendaklah menampilkan tingkah laku yang meningkatkan kerjasama dan menurunkan sikap bersaing pada diri siswa.
31.   Guru hendaklah terlebih dahulu melakukan diagnosis dengan tepat terhadap tingkah laku siswa yang menyimpang sebelum mengatakan bahwa tingkah laku siswa itu "begini atau begitu".
32.   Guru hendaklah mengemukakan sesuatu secara singkat dan tidak "berceramah"secara bertele-tele.
33.  - Guru hendaklah tidak membiarkan dan perlu membatasi pengemukaan pera­saan yang berkenaan dengan tindakan kekerasan dan penyimpangan.
34. Guru hendaklah mempunyai ketetapan hati untuk membantu siswa mengem­bangkan sikap bertanggungjawah dan perasaan harga diri.
35.  - Guru hendaklah mempergunakan sindiran yang tajam secara amat hati-hati, dan sindiran tajam itu hanya dipergunakan jika sudah terjalin hubungan interpersonal yang baik.

LATIHAN   VI
Latihan berikut ini memberikan kesempatan kepada anda untuk mengukur pemehaman anda terhadap bahan yang disajikan di atas. Berikanlah tanda cek pada tem­pat yang tersedia di depan setiap kalimat di bawah ini yang merupakan pernyataan yang sesuai dengan pendekatan proses kelompok dalam pengelolaan kelas.
1.      Guru hendaknya menunjukkan kemampuannya dalam memperhatikan lebih dari satu permasalahan dalam waktu yang lama.
2.      Guru hendaknya membantu siswa mengembangkan norma-norma yang produktif.
3.      - Guru hendaknya mengajar siswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas dengan baik sekali.
4.      Guru hendaknya menyelenggarakan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah pengelolaan.
5.      Guru hendaknya mengembangkan saluran komunikasi terbuka dimana siswa dapat mengemukakan secara bebas pikiran dan perasaan-perasaannya.
6.      Guru hendaknya menekankan pentingnya peraturan sekolah.
7.      Guru hendaknya meningkatkan keeratan kelompok dengan jalan membantu siswa menghayati bahwa keanggotaan dalam kelompok itu menarik dan memberikan kepuasan.
8.      Guru hendaknya mengembangkan persaingan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersaing secara sehat.
9.      Guru hendaknya membantu siswa mengembangkan komunikasi kepemimpinan dan kemampuan pemecahan masalah secara kelompok.
10. Guru hendaknya menjelaskan kepada siswa bahwa konflik itu tidak produktif, oleh karena itu tidak boleh terjadi.
11. - Guru hendaknya memahami bahwa suatu perubahan akan lebih mudah diterima apabila individu yang bersangkutan ikut serta dalam memutus­kan tentang perubahan yang akan dijalankan itu.
12.  Guru hendaklah mendorong siswa menyelenggarakan interaksi dan komuni­kasi yang efektif.
13. Guru hendaknya berusaha mempertahankan kelancaran dan momentum dalam kegiatan pengelolaan.
14. - Guru hendaknya bertingkah laku sedemikian sehingga siswa mengetahui bahwa guru mengerti apa yang sering terjadi di kelasnya.
15.  - Guru hendaknya memahami bahwa kemampuan guru untuk menangani masalah-masalah perorangan lebih penting daripada kemampuan mena­ngani masalah-masalah kelompok.
16. Guru hendaknya membantu siswa mengemukakan dan menjelaskan harapan­ harapannya dalam hubungan interpersonal.
17.  Guru hendaknya membagi kepemimpinannya dengan siswa.
18.  Guru hendaknya memahami bahwa pengelolaan kelas yang efektif cliawali dengan kemampuan guru untuk mengontrol setiap individu dalam kelompok.
19.  - Guru hendaknya memahami bahwa kekerasan dan konflik merupakan akibat yang wajar dari interaksi antar manusia.
20.  - Guru hendaknya mampu melihat ke muka berbagai kondisi yang mungkin mendorong timbulnya kecemasan atau frustrasi pada diri siswa, sehingga hal itu dapat dihindari.
21.  Guru hendaknya membantu siswa agar mampu saling mewujudkan empati dan penerimaan.
22.  Guru hendaknya mampu memusatkan perhatian pada kelompok dalam su­asana di mana seorang siswa sedang menyajikan sesuatu di hadapan kelom­poknya.
23.  Guru hendaknya memahami bahwa norma kelompok merupakan penentu yang kuat dalam tingkah laku anggota kelompok.
24.  Guru hendaknya mengerti bahwa dalam kelompok yang berkeeratan ting­gipun naik turunnya semangat kelompok perlu diperhatikan dan perlu dibangkitkan lagi dari waktu ke waktu.
25.  - Guru hendaknya menghindarkan diri dari tindakan yang memungkinkan sis­wa mengemukakan ketidaksetujuannya terhadap peraturan sekolah.
26.  Guru hendaknya mengerti bahwa tingkah laku setiap siswa amat dipengaruhi oleh hal-hal yang ada dan berkembang di dalam kelompok kelasnya.
27.  - Guru hendaknya memahami bahwa pengelolaan yang efektif terhadap masalah tingkah laku didasarkan atas pengertian yang mendalam terhadap tingkah la­ku individu dan sebab-sebab yang melatar-belakanginya.
28.  Guru hendaknya membantu siswa dalam mengembangkan aturan-aturan ke­lompok yang produktif.
29.  Guru hendaknya mengenal bahwa prosedur pengelolaan kelompok tidaklah berkaitan dengan pendekatan perorangan dalam pengajaran.
30.  Guru hendaknya membantu siswa dalam mengenali masalah-masalah pengelo­laan tanpa melancarkan tuduhan tertentu terhadap siswa.
31.   - Guru hendaknya mendorong berkembangnya interaksi guru-siswa dan meng­hambat berkembangnya interaksi antar siswa.
32.    - Guru hendaknya menerapkan proses pengubahan yang terencana, bukan proses pemecahan, masalah, jika tujuannya diketahui dan proses itu dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan siswa terhadap tujuan itu.
33.  Guru hendaknya mampu menangani lebih dari satu masalah sekaligus.
34.   Guru hendaknya mengenal bahwa kemampuan untuk menangani masalah sis­wa secara perorangan menghalangi penerapan teknik-teknik pengelolaan kelompok.
35.   Guru hendaknya mengerti bahwa mencegah timbulnya masalah pe­ngelolaan kelas sama pentingnya dengan mengatasi masalah-masalah itu.